Kinshasa (ANTARA News) - Korban meninggal akibat wabah Ebola di Republik Demokratik Kongo (DRC) telah naik dari 13 jadi 31, kata seorang penasehat di Kementerian Kesehatan, Selasa.
"Perhitungan resmi ialah 13 orang meninggal, lalu kami menambahkan 18 kematian lagi, sehingga secara keseluruhan ada sebanyak 31 kematian," kata Dr. Shodu Lomani kepada Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Selasa malam.
Wabah Ebola tercatat di Djera, satu wilayah terpencil di Provinsi Equateur di bagian baratlaut negeri tersebut.
Pemerintah telah melarang perjalanan ke luar dari wilayah yang terpengaruh oleh siapa saja yang mungkin memperlihatkan tanda penyakit akibat virus Ebola, kata Lomani.
Itu adalah wabah Ebola ketujuh di DRC, yang dikatakan oleh pemerintah dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tak memiliki kaitan dengan wabah Ebola yang menyebar di Afrika Barat. Penyakit virus mematikan itu sebelumnya telah menyerang empat engara lain.
Pada Ahad (24/8) mengkonfirmasi dua kasus pertama Ebola. Menteri Kesehatan DRC Felix Kanage Numbi mengatakan dua dari delapan kasus yang diperiksa ternyata positif Ebola di utara negara Afrika Barat itu, kata kantor berita Tiongkok, Xinhua.
Kasus Ebola pertama di dunia dideteksi di bagian utara DRC pada 1976 dalam dua wabah secara bersamaan di Sudan dan Republik Demokratik Kongo (DRC). Sejak itu, DRC menghadapi beberapa kasus penyakit mematikan tersebut.
Ebola masuk ke dalam populasi manusia melalui kontak dekat dengan darah, kotoran, organ atau cairan lain tubuh dari hewan yang terinfeksi. Di Afrika, infeksi tersebut telah didokumentasikan melalui penanganan terhadap simpanse, gorila, kelelawar, monyet, kijang hutan dan landak yang terkontaminasi atau ditemukan sakit atau mati di hutan hujan.
Ebola kemudian menyebar di masyarakat melalui penularan dari manusia ke manusia, dengan infeksi akibat kontak langsung --melalui kulit yang rusak atau selaput lendir-- dengan darah, kotoran, organ atau cairan tubuh lain dari orang yang terinfeksi, dan kontak tidak langsung dengan lingkungan yang terkontaminasi dengan cairan tersebut.
(C003)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2014