Hal ini seperti yang dilakukan para alumni dari sekolah mode Queesnland University of Technology (QUT).
Menggunakan lukisan karya penduduk asli Australia, Aborigin, sebagai bagian dari desain, terciptalah sejumlah busana yang kontemporer.
Mereka menamakan koleksi desain ini dengan sebutan "AKIN". Dosen senior sekolah mode QUT, Kay McMahon mengungkapkan, koleksi AKIN ini menggunakan bahan dari silk.
Menurut dia, ciri khas Aborigin begitu kentara dalam motif-motif busana yang umumnya didominasi titik-titik.
"Motifnya khas Aborigin. Satu karya mereka dibuat untuk satu baju. Karya ini sudah siap dipasarkan di Australia,...," ujarnya sesaat setelah peragaan busana, di Kediaman Duta Besar Australia untuk Indonesia, Jakarta, Selasa malam.
Busana-busana ini terdiri dari mini dan long dress, atasan dan bawahan celana dan rok, berbalut warna-warna yang didominasi biru. McMahon mengatakan, untuk menghasilkan karya ini, para mahasiswanya sempat mengunjungi pameran-pameran seni di Queensland.
"Kami pergi ke pameran seni di Queensland, melihat lukisan di sana, lalu bertanya pada pelukisnya," katanya.
Peragaan busana yang kali pertama menggunakan lukisan khas Aborigin sebagai bagian dari desain busana ini merupakan bagian dari program Seni dan Budaya Kedutaan Australia 2014.
"Kami sangat bangga menampilkan koleksi AKIN yang telah memecahkan catatan baru di kolaborasi desain, kontrak yang etis dan manufaktur koleksi yang siap dijual untuk pasar internasional dan kami akan membagi keahlian itu," kata McMahon.(*)
Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2014