Sebagai pembicara nanti, saya ingin mengupas bagaimana mempertahankan kelestarian Wakatobi sambil mengembangkan indeks pembangunan manusia di sana,"Jakarta (ANTARA News) - Bupati Wakatobi Hugua mewakili Indonesia dalam pertemuan kelima Perkumpulan Wali kota dan Kepala Daerah Asia Pasifik (The United Cities and Local Governments Asia-Pacific/UCLG ASPAC) di Taipei, pada 3--6 September 2014.
Bupati Wakatobi, Hugua, saat ditemui di Jakarta, Selasa, mengaku dalam kesempatan itu dirinya akan menjadi pembicara dan akan menceritakan pengalamannya memimpin Wakatobi selama dua periode terakhir sebagai bupati.
"Sebagai pembicara nanti, saya ingin mengupas bagaimana mempertahankan kelestarian Wakatobi sambil mengembangkan indeks pembangunan manusia di sana," katanya.
Ia juga akan memperkenalkan bagaimana menjaga kelestarian Wakatobi serta bagaimana membawa masyarakat Wakatobi menjaga lingkungannya.
Selain Hugua, Gubernur Jakarta Joko Widodo yang terpilih menjadi presiden periode 2014--2019 juga mewakili Indonesia, tetapi karena kesibukannya, Jokowi tidak bisa hadir ke Taipei.
Bupati Wakatobi ini kerap mewakili Indonesia pada ajang internasional karena bisa membawa Wakatobi menjadi daerah yang terkenal di dunia. Pada 2012, Organisasi Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO) memberi gelar Kabupaten Wakatobi sebagai Cagar Biosfer Bumi (CBB). Wakatobi dinilai berada di pusat segitiga karang dunia dan mempunyai keberagaman spesies kelautan tertinggi di dunia.
Wakatobi memiliki sekitar 750 spesies karang dan 942 spesies ikan. Selain itu, ada kawasan karang pantai atau coral reef seluas 118 ribu hektare serta karang atol sepanjang 48 kilometer. Bernama Kaledupa Atol, karang atol ini adalah yang terbesar di dunia.
"Total jenis terumbu karang di seluruh dunia sekitar 850 jenis. Dari angka itu, 750 jenis ada di bawah Laut Wakatobi. Dibandingkan dengan terumbu karang di Laut Karibia dan Laut Merah, Wakatobi jauh lebih tinggi keragaman terumbu karangnya," kata Hugua.
Laut Karibia, tambah dia, hanya memiliki 50 jenis terumbu karang dan laut Merah memiliki 300 jenis.
Pertemuan kelima UCLG ASPAC mengambil tema "Kota Adaptasi: Menanamkan Desain Tata Kelola Kota". Kongres kali ini berfokus pada empat topik, yakni pengembangan dan penerapan kota cerdas, desain kota adaptif dalam gerakan, tren perkembangan transportasi hijau, dan membangun daur ulang dan masyarakat zero waste.
(S037/R010)
Pewarta: Syaiful Hakim
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2014