Singapura (ANTARA News) - Harga minyak turun di Asia pada Selasa, menyusul data manufaktur mengecewakan dari konsumen energi utama Tiongkok serta Eropa, dan karena investor menunggu data ekonomi AS terbaru, kata para analis.
Patokan AS, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Oktober turun 21 sen menjadi 95,75 dolar AS, sementara minyak mentah Brent untuk Oktober turun tiga sen menjadi 102,76 dolar AS di perdagangan sore.
"Survei manufaktur yang berada di bawah konsensus di Tiongkok dan zona euro tidak membantu selera risiko (risk appetite)," kata bank Prancis Credit Agricole dalam sebuah catatan.
Tiongkok pada Senin mengatakan indeks pembelian manajer (PMI) resmi aktivitas manufaktur merosot ke 51,1 pada bulan lalu. Itu turun dari 51,7 pada Juli -- tertinggi dalam lebih dari dua tahun -- dan penurunan pertama sejak Februari.
Berapa pun di atas 50 mengindikasikan pertumbuhan dan berapa pun di bawah itu menunjukkan kontraksi.
Di Eropa, PMI Markit untuk output sektor manufaktur di 18 negara zona euro jatuh ke 50,7 pada Agustus dari 51,8 pada Juli.
Para investor sedang menunggu PMI Agustus AS dari Institute for Supply Management (ISM) untuk sektor manufaktur AS pada Selasa. Credit Agricole mengatakan angka "kemungkinan turun tipis menjadi 56,2", dari 57,1 pada Juli. Pasar AS ditutup pada Senin untuk libur Hari Buruh.
Data belanja konstruksi AS terbaru, indikator penting lain kesehatan ekonomi terbesar di dunia itu, juga ditetapkan akan dirilis pada Selasa.
Pemberontakan yang sedang berkecamuk di produsen minyak mentah utama Libya dan Irak, serta di Ukraina, saluran utama untuk ekspor gas Rusia ke Eropa, terus memberikan dukungan terhadap harga minyak, kata analis seperti dilaporkan AFP.
(SYS/A026/S004)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2014