Jakarta, (ANTARA News) - Direktur Jenderal Industri Unggulan Berbasis Teknologi Tinggi Kementerian Perindustrian, Budi Darmadi, mengatakan saat ini ada 20 pabrik industri pendukung otomotif dari Thailand masuk ke Indonesia.
Hal itu, menurut dia, disebabkan adanya perkembangan yang positif dari industri otomotif dalam negeri.
"Ada sekitar 20 industri pendukung otomotif dari Thailand masuk ke Indonesia, mereka umumnya membuat pabrik ke dua di Indonesia," kata Budi di Jakarta, Senin.
Ia mengatakan proses pendirian pabrik tersebut dilakukan satu per satu, sehingga tidak langsung secara keseluruhan di bangun.
Ada banyak keuntungan dari pendirian pabrik itu, antara lain dapat mesubstitusi impor, meningkatkan nilai tambah, pajak meningkat, penyerapan tenaga kerja, dan bahan baku dalam negeri terserap.
"Industri dari Australia juga sedang kami jajaki, kalau mereka pindah maka harus ada 'partner' di Indonesia," ujarnya.
Bahan baku dalam negeri untuk industri kendaraan belum semuanya terpenuhi. Menurut dia, bahan baku yang sudah dipenuhi dari dalam negeri yaitu plat baja tebal untuk chasis dan plat baja untuk kerangka bagian dalam mobil.
"Namun plat baja untuk bagian luar mobil belum terpenuhi dari dalam negeri. Skarang sedang dibangun pabrik baja untuk body luar kendaraan oleh Krakatau Steel," ujarnya.
Sementara itu Ketua Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor (Gaikindo), Sudirman MR, mengatakan saat ini ada peningkatan jumlah industri pendukung otomotif khususnya industri komponen.
Industri yang awalnya terpusat di Thailand, kini mulai masuk ke Indonesia.
"Perpindahan itu karena pasar otomotif Indonesia sangat baik, karena penjualan bisa melebihi satu juta unit," kata Sudirman.
Tahapan selanjutnya yang harus dilakukan adalah kemampuan Indonesia menyediakan bahan baku dalam negeri untuk industri tersebut.
Pewarta: Imam Budilaksono
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2014