Jakarta, 1 September 2014 (ANTARA) - Menyambut era ASEAN Economic Community (MEA) 2015, Indonesia akan dihadapkan suatu dimensi persaingan ekonomi yang lebih dinamis baik regional maupun global. Untuk menjawab tantangan tersebut, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) telah menyiapkan sumber daya manusia unggul yang dapat bersaing di dunia global terutama dalam sektor kelautan dan perikanan. Keunggulan tersebut diarahkan untuk mengembangkan industrialisasi perikanan, memantapkan kedaulatan dan ketahanan pangan serta diharapkan dapat menciptakan lapangan pekerjaan. Demikian disampaikan Menteri Kelautan dan Perikanan, Sharif C. Sutardjo pada acara wisuda taruna taruni Sekolah Tinggi Perikanan (STP) Tahun 2014 di Jakarta, Senin (1/9).
Menurut Sharif, sistem pendidikan pada satuan pendidikan KKP merupakan pendidikan vokasi yang mengarah pada pengembangan pengetahuan (knowledge), keterampilan (skill) dan karakter (character building). Pendekatan yang dipakai adalah Teaching Factory (TEFA), dengan komposisi 60 persen praktek dan 40 persen teori. “Pendekatan ini merupakan proses pembelajaran keahlian atau keterampilan yang dirancang dan dilaksanakan berdasarkan prosedur dan standar bekerja yang sesungguhnya dalam suatu alur produksi. Sehingga diharapkan lulusannya memiliki kemampuan siap kerja dan dapat bersaing di dunia global”, ungkap Sharif.
Sharif menuturkan, melalui pendekatan ini peserta didik dituntut untuk menghasilkan barang dan jasa sesuai dengan tuntutan konsumen atau pasar. Sarana dan prasarana pendukung dibuat setara dengan dunia usaha dan dunia industri. Adapun sistem perekrutan peserta didiknya terdiri dari 40 persen anak pelaku utama yakni nelayan, pembudidaya dan pengolah ikan serta petambak garam. Kemudian 40 persen masyarakat umum dan 20 persen kerja sama dengan instansi terkait.
Selain itu dalam membangun negara poros maritim yang kuat, diperlukan SDM yang unggul dalam pembangunan industrialisasi kelautan dan perikanan yang berbasis pada Ekonomi Biru (Blue Economy). Hal ini membutuhkan dukungan pengetahuan dan teknologi. Implementasinya akan membutuhkan cutting-edge innovations yang tidak hanya mampu memanfaatkan sumberdaya alam secara berkelajutan, akan tetapi yang lebih konkrit adalah berupa inovasi sistem produksi bersih tanpa limbah. “Oleh karena itu, dibutuhkan sumberdaya manusia yang kompeten dan berpotensi dapat menumbuhkan jutaan wirausaha baru yang berdampak pada pengurangan penggaguran dan kemiskinan”, tambah Sharif.
Dalam sambutannya, Sharif menyampaikan lima hal yang sanggat penting agar STP semakin meningkatkan kualitasnya dan tetap menunjukkan karakternya yang berbeda dari lembaga pendidikan lain. Pertama, menanamkan moral yang positif bagi taruna dan lulusannya. Di samping pembinaan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa juga senantiasa mendidik kejujuran, kedisiplinan dan etos kerja yang tinggi. Kedua, meningkatkan profesionalisme sehingga para taruna dan lulusannya sangat kompeten dan memahami teknologi sesuai dengan bidangnya. Ketiga, para taruna dan lulusannya harus dididik untuk peduli kepada masyarakat nelayan, pembudidaya ikan dan pengolah ikan. Segmen masyarakat tersebut sebagian besar masih memiliki kondisi ekonomi lemah, sehingga memerlukan kepedulian dan keberpihakan.
Keempat, ciri khas STP yang mengacu pada standar internasional harus tetap dipertahankan. Aspek kurikulum, kualitas tenaga pengajar maupun sarana prasarananya yang telah dirintis dan dikembangkan selama ini, harus tetap ditingkatkan. Sedangkan terakhir, sejak masa perjuangan kemerdekaan, para pendiri negara telah menyadari adanya realitas bahwa negeri kepulauan ini memiliki aneka suku bangsa, adat dan budaya. “Oleh karenanya, persatuan bangsa adalah merupakan paradigma yang menonjol untuk tetap diperjuangkan”, tandas Sharif.
STP telah banyak melahirkan pakar-pakar yang berprestasi di bidangnya antara lain Dr. Tb. Haeru Rahayu, M.Sc memperoleh penghargaan dari Presiden RI berupa satya lancana pembangunan atas karya inovasinya terkait Teknologi Budidaya Udang Skala Mini Empang Plastik (BUSMETIK). Kedua, Heri Triyono dan Terry Yuliardi yang dikoordinir oleh I Ketut Daging telah melaksanakan Computer Assisted Test (CAT) pada penerimaan taruna baru tahun 2014. Ketiga, Dadan Syahrul Ramdhani, S.P, M.Si telah berhasil mengimplementasikan Senayan Library Management System (SLiMS). Keempat, I Ketut Daging dan Mugi Mulyono yang telah menghantarkan taruna STP menjadi juara umum nasional pada Olimpiade Perguruan Tinggi Kedinasan Tahun 2014. Selain itu, Dr. Suharyanto menjadi SDM Inspiratif dalam hal International Indian Ocean Expedition (IIOE) dan Ecosystem Aproach Fisheries Management (EAFM). “Sedangkan Dr. Soen’an Hadi Poernomo aktif menulis artikel di berbagai media massa, serta Dr. Andin H dan Dr. Pigoselvi telah menulis buku yang menjadi nominasi buku terbaik”, tambah Sharif.
Adapun lulusan yang diwisuda pada kesempatan ini berjumlah 315 orang, terdiri dari Program Studi Teknologi Penangkapan Ikan (TPI) sebanyak 55 orang, Permesinan Perikanan (MP) 35 orang dan Teknologi Pengolahan Hasil Perikanan (TPHP) 62 orang. Kemudian, Teknologi Akuakultur (TA) 74 orang, Teknologi Pengelolaan Sumberdaya Perairan (TPSP) 32 orang, Penyuluhan Perikanan (PP) 38 orang, dan Pasca Sarjana 19 orang. Hingga saat ini, jumlah alumni STP yang bekerja baik di dalam negeri maupun di luar negeri berjumlah 9.058 orang. Sedangkan data sebarannya antara lain PNS 34,5 persen, wiraswasta 27 persen, swasta 36,5 persen dan lainnya 2 persen.
Untuk keterangan lebih lanjut, silakan menghubungi Lilly Aprilya Pregiwati, Kepala Pusat Data Statistik dan Informasi, Kementerian Kelautan dan Perikanan (Telp. 021-3520350)
Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2014