Tanatoraja (ANTARA News) - Wakil Presiden Yusuf Kalla diberi gelar adat kehormatan Tanatoraja sebagai 'Tomaluangan Bata Engna, Tomasindung Inayanna, Tolona Passiruanna' (pemimpin yang berfikir jernih, sabar, murah hati, bijaksana, berwawasan luas, tanggap dan cerdas dalam memecahkan masalah) oleh masyarakat di daerah itu, Sabtu malam. Pemberian gelar kehormatan diterima Wapres saat menghadiri puncak pelaksanaan Festival Budaya Mamali (FBM) sekaligus meresmikan monumen juang 'Lakipadada' di bundaran kolam kota Makale kabupaten Tanatoraja. Gelar kehormatan diberikan kepada Wapres karena kelahirannya yang istimewa, sehingga dianggap sebagai generasi 'Puang Lakipadada', tunas puang Pattaladidi, keturanan puang 'Mataelle' Lompoe Bone. Leluhur Yusuf Kalla adalah pejuang bangsa mengalir darah pemimpin dalam raganya serta mewariskan jiwa kesatria dalam dirinya. Karena itu, masyarakat Tanatoraja memberi gelar kehormatan tersebut kepada orang nomor dua di Indonesia ini, karena dengan tangan dinginnya tidak mengenal lelah dalam mengupayakan perdamaian di berbagai daerah dari Malino (Gowa) hingga sampai pada Helsinki, Swiss demi menciptakan perdamaian dari sabang sampai Merauke guna menjaga kutuhan NKRI. Wapres Yusuf Kalla mengatakan budaya Tanatoraja menggambarkan kehidupan masa lalu dan sekarang karena daerah ini dikenal sebagai daerah yang memiliki Sumberdaya Manusia (SDM) sebagai tenaga pendidik. "Waktu saya ke Jawa, Wamena, Nabire (Papua), guru-gurunya banyak yang berasal dari Tanatoraja," ungkapnya. Karena itu, Wapres berharap agar Tanatoraja harus kembali bangkit sekaligus mengembalikan kejayaan tersebut sebab tidak ada provinsi ini tanpa Tanatoraja. Wapres juga berharap agar Tator dapat mengembangkan potensi pariwisata yang dimilikinya karena pariwisata Tanatoraja telah mengalami kemunduran pasca krisis ekonomi dan ancaman teroris. Jumlah wisatawan mancanegara (wisman) ke Tanatoraja mengalami penurunan saat terjadi krisis ekonomi dan bom Bali. Wisman dari Eropa yang berkunjung ke daerah itu mencapai 90 persen. Yusuf Kalla juga meminta dilakukan reposisi pariwisata di daerah ini. (*)
Copyright © ANTARA 2006