"Negosiasi yang sangat sulit. Namun, akal sehat yang menang dan semua berakhir secara baik. Yang paling penting adalah bahwa orang-orang kita kembali bersama kami, di Rusia. Saya ingin menekankan bahwa kita tidak pernah meninggalkan mereka sendiri," kata Ragozin.
Ia menambahkan bahwa Rusia telah melakukan segala sesuatu untuk membawa pasukan payung pulang sesegera mungkin, dan para peterjun payung itu akan menerima dukungan psikologis dan bantuan lain yang mungkin mereka butuhkan.
"Saya merasa tidak dapat menerima bahwa pihak Ukraina terus meneror tentara kita selama berhari-hari. Selain itu, mereka dibawa ke Kiev. Namun, ratusan tentara Ukraina yang menemukan diri mereka di wilayah Rusia, menerima bantuan yang komprehensif dari instansi terkait dan juga diserahkan ke Ukraina," kata Ragozin, menanggapi proses pertukaran tawanan kedua negara.
Pada hari Senin, Dewan Keamanan Ukraina mengklaim tentaranya ditahan sepuluh personel bersenjata pasukan Rusia di timur negara itu dekat perbatasan dengan Rusia.
Kemudian, sumber di Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan kepada RIA Novosti bahwa pasukan payung telah melakukan patroli rutin dan bisa menyeberangi perbatasan secara tidak sengaja. Menurut sumber itu, para prajurit tidak melawan ketika ditangkap.
Pada hari Jumat (29/8), Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan bahwa ia membahas pelepasan pasukan payungnya dengan presiden Ukraina Petro Poroshenko dan Poroshenko yang mengatakan bahwa Ukraina akan menyerahkan mereka ke Rusia. (*)
Penerjemah: Priyambodo RH
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2014