PBB, New York (ANTARA News) - Kantor bagi Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA) melaporkan lebih dari 1,6 juta orang di Irak telah kehilangan tempat tinggal sejak awal tahun ini, kata seorang juru bicara PBB di Markas PBB, New York, Jumat (29/8).
"PBB memperkirakan lebih dari 600.000 orang kehilangan tempat tinggal pada Agustus saja," kata Juru Bicara PBB Stephane Dujarric dalam satu taklimat harian.
Ia menambahkan orang yang menjadi pengungsi di dalam negeri mereka hidup di lebih dari 1.500 lokasi di seluruh negeri tersebut, seringkali dalam kondisi menyedihkan.
Peningkatan itu terjadi akibat kerusuhan baru di berbagai wilayah Irak, terutama di Provinsi Ninewa, Diyala dan Anbar, katanya.
Komisariat Tinggi PBB Urusan Pengungsi (UNHCR) dan mitranya telah melakukan penilaian bagi hampir 190.000 orang sejak Februari, kata Dujarric, sebagaimana dilaporkan Xinhua.
Hampir 6.000 orang telah disetujui untuk menerima bantuan uang tunai; bantuan hukum gratis telah disediakan buat sebanyak 9.000; dan lebih dari 3.000 orang telah dirujuk bagi layanan serta bantuan, kata badan PBB tersebut.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) berharap bisa mengirim obat dan pasokan ke Kabupaten Al Alam di Gubernuran Salah Ad-Din. Pengiriman itu akan bermanfaat buat sebanyak 15.000 orang selama satu bulan.
Peningkatan kerusuhan antara kelompok bersenjata dan pasukan pemerintah telah membuat ratusan ribu orang memerlukan bantuan di Irak.
(C003)
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2014