Jakarta (ANTARA News) - Mantan petenis terbaik Indonesia, Yayuk Basuki, mempertanyakan kriteria yang ditetapkan panitia api obor Asian Games 2006 di Indonesia terhadap mereka yang dipercaya membawa lambang semangat olahraga itu, karena ada di antara beberapa nama peraih medali emas Asian Games yang justru tidak termasuk dalam daftar, termasuk dirinya. "Seharusnya, pembawa obor itu diutamakan mantan-mantan peraih medali Asian Games, terutama medali emas. Saya tidak ingin minta dikenal masyarakat, tapi itu sedikit cara bagaimana menghargai orang yang telah berjasa dan memberikan kontribusi kepada negara," kata Yayuk yang terakhir kali mempersembahkan emas Asian Games 1998 Bangkok. Ketika itu Yayuk menghentikan harapan petenis tuan rumah Thailand, Tamarine Tanasugarn di final. Menurut Yayuk, ia memang pernah dihubungi oleh Wakil Ketua Umum KONI Pusat, Indra Kartasasmita, untuk menjadi salah satu pembawa obor. Tapi ketika mengetahui bahwa namanya tidak termasuk dalam daftar 70 pembawa obor, Yayuk kemudian menegaskan bahwa ia tidak bersedia, karena beranggapan bahwa panitia dari awal memang tidak punya niat untuk melibatkan dirinya. "Kalau nama saya memang tidak termasuk dalam daftar 70 nama itu, berarti saya dan atlet tenis lainnya yang pernah menyumbang emas tidak dianggap. Saya sekarang masih di Yogyakarta liburan Lebaran dan lebih baik saya meneruskan liburan saya di sini dan tidak perlu buru-buru balik ke Jakarta," kata Yayuk ketika dihubungi melalui telepon. Dari 70 nama pembawa api obor Asian Games, tidak ada satu pun wakil dari cabang tenis yang merupakan salah satu cabang yang memiliki tradisi emas di pesta olahraga terbesar Asia itu. Sementara itu, Humas KONI Pusat, Firmansyah Gindo, yang dihubungi dalam kesempatan terpisah mengatakan bahwa sebenarnya pihak KONI Pusat sebagai penyelenggara api obor telah menetapkan kriteria bagi atlet pembawa obor, yaitu atlet berprestasi dan pernah meraih medali emas Asian Games. "KONI Pusat sebelumnya telah meminta kepada masing-masing PB (pengurus besar induk organisasi olahraga) agar memberikan nama-nama yang mereka nominasikan. Kalau memang tidak ada nama Yayuk Basuki atau atlet peraih emas Asian Games lainnya, berarti PB tersebut memang tidak menyerahkan nama calon mereka," kata Firmansyah yang juga wartawan RRI dan akrab disapa Yongki itu. Korban tsunami Hermanto, salah satu keluarga korban tsunami di Aceh pada 2004, akan berada di antara 70 orang tokoh yang akan membawa api obor Asian Games Doha 2006 yang akan tiba di Jakarta, Sabtu (28/10). Hermanto, pria berusia 16 tahun yang juga adik karateka nasional Bambang Mauluddin itu, saat ini duduk di kelas dua SMA PGRI 4 Cipayung, Jakarta dan juga mendalami olahraga karate. Mereka kehilangan ayah, ibu, dan saudara perempuan dalam tragedi yang menelan korban lebih dari 250.000 itu. Wakil Ketua KONI Pusat, Indra Kartasasmita, dalam jumpa pers di Jakarta, Jumat, mengatakan obor Asian Games yang saat ini berada di Makau, akan tiba di Bandara Halim Perdanakusuma, Sabtu sekitar pukul 13.00 dan diinapkan di Kantor Menteri Negara Pemuda dan Olahraga (Menegpora). Keesokan harinya, Minggu, mulai pukul 16.00 WIB, ke-70 tokoh secara bergantian akan mengarak api obor sejauh delapan kilometer mengelilingi kompleks olahraga Gelora Bung Karno Senayan. Di antara tokoh yang akan membawa obor tersebut adalah Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso, Menteri Budaya dan Pariwisata Jero Wacik, Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Taufik Effendi, Menteri Negara Pemuda dan Olahraga Adhyaksa Dault, Sekjen KONI Pusat Rita Subowo, mantan petiju Elyas Pical, lifter putri Lisa Rumbewas, mantan pesenam Jonathan Sianturi, juara bulutangkis Olimpiade 2004 Athena Taufik Hidayat dan Ketua Umum KONI Pusat, Agum Gumelar sebagai pembawa obor terakhir. Nicole Brown, salah satu anggota panitia besar api obor Asian Games (torch relay) dari Doha Asian Games Organizing Committee (DAGOC), menyatakan api obor Asian Games 2006 merupakan yang terpanjang dalam sejarah, karena menempuh perjalan lebih dari 50.000 km dan melintasi lebih dari 15 negara. Jakarta, sebagai kota ketujuh yang disinggahinya merupakan tuan rumah Asian Games IV pada tahun 1962. Dalam rangkaian acara pengarakan obor Asian Games XV itu, juga akan digelar pergelaran berupa panggung hiburan dengan penyajian tarian Indonesia serta tarian Qatar (A Taste of Qatar) dan stand kerajinan Qatar. Kota-kota yang sudah dan akan disinggahi di antaranya Doha (Qatar), New Delhi (India), Busan (Korea), Manila (Filipina), Hiroshima (Jepang), Beijing, Guangzhou, Macau, Hongkong (Cina), Jakarta (Indonesia), Bangkok (Thailand), Mashad, Esfahan, Tehran (Iran), Salalah, Muscat, Sohar (Oman), Hatta, Sharjah, Dubai, Abu Dhabi (Uni Emirat Arab), Kuwait City (Kuwait), Manama (Bahrain) dan kembali ke Qatar. (*)
Copyright © ANTARA 2006