Manila (ANTARA News) - Presiden Filipina Gloria Arroyo, Jumat, bertolak menuju China untuk melakukan kunjungan lima hari guna membahas upaya peningkatan hubungan dagang dan memimpin konferensi tingkat tinggi (KTT) tentang hubungan antara China dan Asia Tenggara. Arroyo meninggalkan Manila dengan pesawat Philippine Airlines menuju kota pelabuhan Xiamen, China timur, bersama pejabat kabinet dan pengusaha yang sebagian besar keturunan China. Ia juga dijadwalkan memimpin KTT di Nanning pada 30 Oktober bertepatan dengan ulang tahun ke 15 hubungan antara Cina dan Perhimpunan Bangsa Asia Tenggara (ASEAN). Benito Valeriano, direktur ASEAN Departemen Luar Negeri Filipina, mengatakan ASEAN dan Cina akan membahas kemungkinan disahkannya "kode ethik" untuk menghindari pertentangan teritorial di Laut China Selatan. KTT tersebut juga akan mengangkat masalah liberalisasi jasa antara ASEAN dan China serta peningkatan kemitraan dalam bidang keamanan, ekonomi dan sosial budaya. ASEAN beranggotakan Brunei, Kamboja, Indonesia, Laos, Malaysia, Myanmar, Filipina, Singapura, Thailand dan Vietnam. Brunei, Malaysia, Filipina dan Vietnam, bersama China dan Taiwan telah mengajukan tuntutan atas Kepulauan Spratly, gugusan lebih dari 100 pulau kecil dan karang di Laut Cina Selatan yang diyakini mengandung banyak cadangan mineral. Semua negara penuntut kecuali Brunei telah menempatkan pasukan mereka di beberapa pulau tersebut dan kawasan itu dinilai sebagai tempat yang berpotensi menimbulkan konflik. Valeriano mengharapkan rancangan kode ethik itu bisa diselesaikan di Nanning dan kesepakatan akhir bisa ditandatangani bulan Desember di KTT ASEAN di Cebu. KTT tersebut juga akan menyorot konvensi anti-teroris yang kemungkinan juga akan diselesaikan dalam pertemuan itu, katanya, seperti dilansir AFP. (*)
Copyright © ANTARA 2006