Kabul (ANTARA News) - Pasukan NATO di Afganistan, Kamis, menuduh Taliban menggunakan warga sebagai perisai manusia, ketika pihak berwenang menyebutkan laporan bahwa sedikit-dikitnya 60 orang terbunuh dalam aksi militer. Pasukan keamanan antarbangsa ISAF mengatakan tidak dapat menyebutkan jumlah warga terbunuh dalam sejumlah operasi di selatan Provinsi Kandahar, Selasa malam, namun akan membantu pemerintah Afganistan mencari tahu. ISAF Rabu malam mengatakan bahwa sekitar 48 Taliban terbunuh dalam tiga pertempuran, termasuk pertempuran udara, di salah satu wilayah di Kandahar, Panjwayi, Selasa malam. Pimpinan distrik Panjawayi, Niaz Mohammad Sarhadi, menyatakan memperoleh laporan bahwa sekitar 60 penduduk setempat terbunuh dalam serangan bom, yang juga menghancurkan sejumlah rumah. Wakil direktur dari Dewan Provinsi Kandahar, Bismellah Afghanmal, menyebutkan bahwa jumlah warga meninggal jauh lebih tinggi, yaitu 85, namun pihak berwenang nasional belum dapat dihubungi mengenai laporan pemerintah daerah itu, yang pada waktu lalu melebih-lebihkan data. Saat ditanya mengenai kematian warga, perwakilan warga NATO -Mark Laity- mengatakan, "Saat ini, kami tidak tahu". Ia juga menambahkan bahwa semua yang terjadi sangat disesalkan. ISAF sangat peduli dalam mencegah kematian warga, namun Taliban membaur dengan warga ketika diserang, kata pejabat NATO kepada wartawan di ibukota Afganistan, Kabul. "Dengan pemberontak memandang masyarakat sebagai perisai manusia bagi diri mereka, tentu saja itu membuat semua menjadi sangat sulit bagi kami, namun tidak menghentikan kami meminimalkan setiap masalah," kata Laity dikutip AFP. "Kami tahu bahwa publik bergantung pada kami dan berharap kami akan menjaga dan jika mereka secara tidak sengaja terbunuh, itu akan mempengaruhi keyakinan pada kami," kata dia. ISAF bekerja dengan tim Kementrian Pertahanan Afganistan, yang ditunjuk untuk mencari tahu yang tejadi, kata dia kepada wartawan di Kabul. "Kami membantu pemimpin Afgan mengawasi wilayah," kata Jurubicara ISAF Mayor Luke Knittig dalam acara sama. Pasukan itu juga akan menghadiri sidang shura (dewan) di wilayah itu untuk membicarakan permasalahan tersebut, katanya.(*)
Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2006