Sri Lestari, salah seorang warga yang antre di SPBU Patok, Kecamatan Srengat, Kabupaten Blitar, Kamis, mengatakan dirinya terpaksa menunggu di SPBU demi mendapatkan bahan bakar, sebab khawatir pasokan terburu habis.
"Harus menunggu di sini (SPBU). Saya antre membawa jerigen, dan jika tidak, khawatir nanti dipindah," kata perempuan yang membawa serta anaknya saat antre ini.
Selain para pengendara yang membawa kendaraan roda dua ataupun roda empat, warga juga membawa jerigen untuk membeli bahan bakar. Bahkan, warga yang membawa jerigen sudah membawa jerigen mereka sejak malam, agar mendapatkan antrean di depan.
Pengawas SPBU Patok, Kecamatan Srengat, Sugeng, mengatakan pasokan bahan bakar yang dikirim oleh Pertamina sampai saat ini masih telat.
Pertamina baru mengirimkan bahan bakar pada Rabu (27/8) malam, padahal sesuai dengan jadwal sudah harus sebelum hari itu dikirim.
SPBU juga hanya mendapatkan bahan bakar terbatas, hanya 16 ton untuk premium. Namun, stok itu ternyata tidak mampu mencukupi kebutuhan.
Walaupun Pertamina saat ini sudah membuat kebijakan untuk menormalkan kembali pasokan bahan bakar, anntrean warga ataupun jerigen di SPBU demi mendapatkan bahan bakar bersubsidi ternyata masih banyak.
Kondisi serupa juga terjadi di Kediri. Sampai saat ini, sejumlah SPBU di Kediri, juga masih tidak ada stok bahan bakar, seperti di SPBU Jalan Joyoboyo. Di tempat ini, solar sudah habis sejak dua hari lalu, sementara premium sehari lalu dan sampai saat ini belum dikirim.
Begitu juga dengan di SPBU Jalan Mayor Bismo, Kediri. Bahan bakar di tempat ini sudah sekitar tiga hari habis. Bukan hanya bahan bakar bersubsidi, melainkan juga nonsubsidi habis dan sampai sekarang belum dikirim.
PT Pertamina (Persero) berupaya mengantisipasi keresahan masyarakat terhadap kelangkaan bahan bakar minyak beberapa hari terakhir ini dengan melakukan normalisasi pasokan BBM bersubsidi di wilayah Jawa Timur.
Assistant Manager External Relation Pertamina Marketing Operation Region V, Heppy Wulansari, mengatakan Pertamina sudah mengatur SPBU di wilayah Marketing Operation Region V untuk menambah pesanan atau "Delivery Order" (DO).
Pasokan premium dan solar di Jawa Timur, juga akan dikembalikan ke volume awal. Kebutuhan untuk premium di Jatim sekitar 11.300 kiloliter per hari dan solar 5.800 Kiloliter per hari.
Sementara, di Bali, pasokan premium sekitar 2.300 kiloliter per hari dan solar 625 kiloliter per hari. Dengan kebijakan tersebut, diharapkan pasokan bisa kembali normal.
(T.KR-DHS/B/E011/E011) 28-08-2014 20:02:48
Pewarta: Destyan Hendri Sujarwoko
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2014