15 finalis bersaing untuk merebut Grand Prize sebesar 60.000 dolar Singapura


SURAKARTA, Indonesia, 28 Agustus 2014 (ANTARA/PRNewswire) -- Singapore Art Museum (SAM) dan Yayasan Asia Pacific Breweries (APB) hari ini mengumumkan 15 finalis APB Foundation Signature Art Prize 2014. Kini, event seri ketiga ini menyoroti karya seni kontemporer paling memukau karya sejumlah seniman yang berasal dari kawasan Asia Pasifik selama tiga tahun terakhir.

Diseleksi oleh lima panel juri terkemuka yang berasal dari kawasan Asia Pasifik, karya-karya ke-15 finalis terpilih dari 105 nominasi karya seni dari 24 negara dan wilayah. karya-karya seni kontemporer inovatif dan atraktif yang dihimpun selama beberapa tahun terakhir tersebut merupakan representasi terbaik dari kawasan Asia Pasifik dan, secara gamblang, tak dibatasi oleh genre. Terdiri dari berbagai media seni, mulai dari lukisan, ukiran, fotografi, videografi, hingga pertunjukan seni, masing-masing karya seni mengandung isu-isu yang berbeda dan, secara kolektif, menjelaskan tidak hanya tentang lanskap seni kontemporer kawasan Asia Pasifik, tapi juga berbagai topik dan diskusi yang relevan dengan kondisi masyarakat terkini.

Ke-15 finalis mewakili 13 negara dan wilayah meliputi Thailand, Korea Selatan, Jepang, Singapura, Selandia Baru, Tiongkok daratan, Indonesia, Vietnam, Australia, India, Bangladesh, dan Taiwan. Berikut adalah daftar jajaran pemenang beserta karya-karya mereka:
  • Golden Teardrop (2013) oleh Arin Rungjang dari Thailand
  • Custos Cavum (Guardian of the hole) (2011) oleh Choe U-Ram dari Korea Selatan
  • Kahani Eik Shehr Ki (story of a city) (2012) oleh Farida Batool dari Pakistan
  • One places / on "the room" (2013) oleh Go Watanabe dari Jepang
  • PYTHAGORAS (2013) oleh Ho Tzu Nyen dari Singapura
  • In Pursuit of Venus (2012) oleh Lisa Reihana dari Selandia Baru
  • Trace (2011) oleh Liu Jianhua dari Tiongkok daratan
  • I'm a Ghost in My Own House (2012) oleh Melati Suryodarmo dari Indonesia
  • Rankin Street, 1953 (2013) oleh Naeem Mohaiemen dari Bangladesh
  • Unsubtitled (2013) oleh Nguyen Trinh Thi dari Vietnam
  • Infinite Love (2011) oleh Owen Leong dari Australia
  • Letters From A Distance (2012-2014) oleh Peng Wei dari Tiongkok daratan
  • House of Opaque Water (2013) oleh Ranbir Kaleka dari India
  • Mirage -- Disused Public Property in Taiwan (2010-2013) oleh Yao Jui-Chung + Lost Society Document (LSD) dari Taiwan
  • Eskimo wolf trap often quoted in sermons (2013) oleh Zhao Renhui dari Singapura

(Untuk pernyataan dan biografi lengkap tentang seniman-seniman, silakan kunjungi http://www.singaporeartmuseum.sg/apbfSAP2014.html)

Tim Panel juri tahun ini terdiri dari Mr. Chris Saines, Direktur Queensland Art Gallery | Gallery of Modern Art; Mr. Feng Boyi, kurator dan kritikus seni kontemporer Tiongkok independen terkemuka; Ms. Luckana Kunavichayanont, Direktur Bangkok Art and Culture Center; Ms. Pooja Sood, Direktur KHOJ International Artists' Association; dan Dr.Susie Lingham, Direktur Museum Kesenian Singapura.

Panel juri mengatakan, "Kami sangat senang dapat memperkenalkan jajaran finalis APB Foundation Signature Art Prize 2014. Menyeleksi karya seni yang masuk berjumlah lebih dari 100 karya hingga menjadi 15 karya saja membutuhkan proses seleksi yang ketat dan diskusi yang intensif -- sebuah bukti dari betapa memukau, kaya, dan beragamnya yang mengikuti ajang ini. Secara keseluruhan, ke-15 karya terpilih menawarkan gambaran tentang bidang seni kontemporer di masa depan yang terus berkembang di kawasan Asia Pasifik. Karya-karya para finalis sangatlah unik dengan konsep dan eksekusi yang kuat, dan meski bersumber dari beragamnya konteks, sejarah, dan latar belakang budaya, mereka berhasil mengeksplorasi berbagai isu serupa tentang identitas, imigrasi, urbanisasi, ekspansi perkotaan, eksploitasi sumber daya alam, surutnya nilai-nilai lama, diversifikasi budaya, dll."

I'm a Ghost in My Own House oleh Melati Suryodarmo, satu-satunya finalis asal Indonesia yang terpilih sebagai salah satu finalis, merupakan pertunjukan seni yang sangat kuat dan intens berdurasi 12 jam yang menampilkan adegan sang seniman menggiling dan menghancurkan ratusan kilogram batu bara - simbol energi kehidupan.

Karya lainnya adalah Infinite Love karya seniman asal Australia, Owen Leong, sebuah pertunjukan seni yang puitis dan intuitif, yang mengekplorasi tubuh sang seniman sebagai media untuk mengungkaokan kekuatan sosial, budaya, dan politik yang sangat berkaitan dengan identitasnya sebagai seorang warga Australia keturunan Tionghoa.

Memanfaatkan penggunaan media visual, One places / on "the room" karya Go Watanabe menghadirkan sebuah karya seni menantang dan sangat intens yang merubah cara kita memandang ruang dan waktu; House of Opaque Water karya Ranbir Kalenka menggunakan struktur naratif untuk menghadirkan ide perpindahan dan tanggapan masyarakat terhadap situasi-situasi terkini; dan In Pursuit of Venus karya Lisa Reihana merefleksikan kecantikan Kepulauan Pasifik sekaligus meneriakan kritik tersirat terhadap warisan koloninya.

Dari Tiongkok daratan, karya-karya terpilih meliputi Trace karya Liu Jianhua, karya seni memukau yang terinspirasi dari bentuk seni kaligrafi dan porselain untuk menngungkapkan kritik tentang kondisi masyarakat dan Letters from a Distance karya Peng Wei, sebuah karya seni yang memanfaatkan praktik tradisional dan menggunakan beragam objek estetika Tiongkok, seperti gulungan naskah dan dedaunan yang dipadukan dengan teks dari para filsuf Barat.

Custos Cavum (Guardian of the hole) karya Choe U-Ram menggunakan media ukiran yang menawan dan imajinatif untuk mengguratkan makhluk-makhluk mitos dari masa lalu dan dari masa depan yang telah tersapu oleh kiamat dan Golden Teardrop karya Arin Rungjang, karya seni yang menghidupkan kembali momen-momen penting dalam sejarah bangsa Thailand dan menggambarkan gerakan manusia dan perubahan kebudayan.

Karya seni dari Singapura meliputi PYTHAGORAS karya Ho Tzu Nyen, sebuah karya yang mengajak para penonton untuk mengeksplorasi konsep tak terlihat dan tersirat dari energi dan suara; Eskimo wolf trap often quoted in sermons karya Zhao Renhui, sebuah karya seni instalasi minimalis yang mengilustrasikan pengalamannya berpetualang di Kutub Utara dan harus takluk oleh beratnya kondisi alam disana.

Memberikan gambaran tentang kekuatan seni untuk menyoroti sebuah isu sosial demi terwujudnya pengawalan dan perubahan sesungguhnya, Mirage -- Disused Public Property in Taiwan karya Yao Jui-Chung & Lost Society Document (LSD) adalah karya seni investigatif bermuatan politis yang menyoroti "aula nyamuk" Taiwan dan Unsubtitled Nguyen Trinh Thi mengeksplorasi kebebasan berkekspresi melalui seni instalasi tentang Nhan Van-Giai Pham - sebuah gerakan jurnalisme yang kontroversial pada tahun 1950an.

Terakhir, mengeksplorasi ruang dan waktu, Kahani Eik Shehr Ki (story of a city) karya Farida Batool membawa para penonton berjalan-jalan di jalanan kota Lahore yang sangat sibuk, menangkap berbagai aktivitas masyarakat Lahore yang mungkin tidak semua orang tahu melalui cetakan lentikular sepanjang 21 meter. Naheem Mohaiemen, melalui karyanya Rankin Streets, 1953, mengeksplorasi segala kenangan sang seniman tentang keluarganya dengan menggunakan rumah keluarganya sebagai subjek dan menyingkap masa lalu melalui klise foto kuno.

APB Foundation Signature Art Prize menyediakan total hadiah sebesar 100.000 dolar, dengan 60.000 dolar diperuntukkan untuk pemenang Grand Prize, masing-masing 15.000 dolar untuk dua pemenang Juror's Choice Awards. Sementara, 10.000 dolar dari People's Choice Award akan dialokasikan untuk karya seni yang mendapat suara terbanyak dari masyarakat melalui jajak pendapat online (jajak pendapat dibuka mulai tanggal 14 November 2014).

APB Foundation Signature Art Prize Exhibition akan bertempat di SAM pada 14 November 2014 hingga 15 Maret 2015 dengan jajaran pemenang diumumkan pada upacara penghargaan pada tanggal 22 Januari 2015. Untuk informasi lebih lanjut, silakan kunjungi situs APB Foundation Signature Art Prize di http://www.singaporeartmuseum.sg/apbfSAP2014.html.

Tentang Asia Pacific Breweries (APB) Foundation
Berdiri pada bulan Juni 1994, APB Foundation mencoba untuk membangun rasa kasih sayang dan menginspirasi melalui kegiatan-kegiatan kemanusiaan kami. Kami menyediakan sumber daya kami untuk membantu orang-orang dan organisasi meningkatkan bakat, inisiatif pendidikan dan penelitian yang ditingkatkan serta kondisi kehidupan yang lebih baik. Pada gilirannya, kami mendukung masyarakat dan memungkinkan masyarakat, di mana kita hidup dan bekerja, untuk berkembang.

Berkomitmen untuk mendukung Keunggulan Manusia, Pengembangan Kreativitas dan Alasan untuk Kemanusiaan, APB Foundation terlibat dalam berbagai inisiatif yang meliputi dana seni dan sponsorship proyek pengembangan bakat untuk pengembangan sumber daya manusia, untuk terlibat dalam kemitraan strategis dengan organisasi atau individu yang memiliki tujuan bersama untuk melayani masyarakat.

APB Foundation adalah badan amal terdaftar yang dikelola dan didanai oleh Heineken Asia Pacific Pte. Ltd. (HEINEKEN Asia Pacific).

Tentang Museum Kesenian Singapura
Museum Kesenian Singapura (SAM) berfokus pada praktik seni rupa kontemporer di Singapura, Asia Tenggara, dan Asia dalam konteks global. SAM mendukung dan membuat seni kontemporer interdisipliner mudah di akses melalui praktik kuratorial yang berkembang dan berorientasi pada riset. Dibuka pada Januari 1996, SAM telah membangun salah satu koleksi seni kontemporer paling penting di kawasan Asia Pasifik. SAM berusaha untuk mengembangkan dan memelihara ruang kreatif di Singapura melalui pameran dan program-program publik. Inisiatif-inisiatif tersebut mencakup karesidenan dan pertukaran, penelitian dan publikasi, serta sosialisasi dan pendidikan antar disiplin ilmu. SAM adalah penyelenggara Singapore Biennale di tahun 2011 dan 2013.

SAM didirikan sebagai Perseroan Terbatas oleh Jaminan pada 13 November 2013 dan telah pindah dari Dewan Warisan Nasional ke Visual Arts Cluster (VAC) di bawah Kementerian Kebudayaan, Masyarakat, dan Pemuda (MCCY). Lembaga-lembaga lain di bawah VAC adalah Galeri Seni Nasional, Singapura (NAGS), dan Singapore Tyler Print Institute (STPI).

Untuk informasi lebih jauh dan gambar/foto para seniman dan juri, silakan hubungi:

Kimberly Mah
Ogilvy Public Relations
DID:+65-6213-9940
Email: kimberly.mah@ogilvy.com

Lynn Sim
Singapore Art Museum
DID: +65-6697-9762
Email: lynn.sim@singaporeartmuseum.sg

Janet Neo
Asia Pacific Breweries Foundation
DID: +65-6276-3488
Email: janet.neo@heineken.com

Logo - http://photos.prnasia.com/prnh/20140826/8521404797LOGO-a
Logo - http://photos.prnasia.com/prnh/20140826/8521404797LOGO-b

Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2014