Pertamina mengupayakan perbaikan dengan segera sehingga dapat beroperasi kembali...
Bandung (ANTARA News) - Perbaikan pipa Pertamina jalur trunk line yang meledak di daerah Desa Mandalawangi, Kecamatan Sukasari, Kabuparten Subang membutuhkan waktu maksimal dua hari, kata Assistant Manager External Relation Marketing Operation Region 3 Pertamina Milla Suciyani, Kamis.
"Pertamina mengupayakan perbaikan dengan segera sehingga dapat beroperasi kembali untuk menyalurkan BBM jenis solar dari kilang Balongan ke Jakarta, perbaikan diperkirakan dua hari," kata Milla.
Menurut dia, pihaknya fokus menangani korban dan juga melakukan pendataan terhadap dampak yang dialami masyarakat akibat peristiwa yang terjadi pada Kamis pagi itu.
Ia menyatakan prihatin dan mengutuk dengan keras ulah pihak yang sangat tidak bertanggungjawab yang diduga menjadi penyebab peristiwa ledakan itu sehingga telah menyebabkan adanya korban jiwa di masyarakat.
"Pertamina membantu biaya pengobatan seluruh korban peristiwa ini," kata Milla.
Terkait pasokan BBM solar untuk wilayah DKI Jakarta, ia mengatakan aman karena jalur pipa ke-2 bisa dioptimalkan untuk menyalurkan solar ke Jakarta. Pertamina juga menyiapkan langkah-langkah alternatif, di antaranya pengangkutan Solar dengan menggunakan tanker untuk memasok Solar dari Balongan menuju Terminal BBM Plumpang.
PT Pertamina (Persero) mengungkapkan dugaan sementara penyebab terjadinya kebakaran pipa pengangkut Solar itu adalah adanya kebocoran pada pipa yang diindikasikan terjadi upaya illegal tapping.
Peristiwa itu, kata dia terjadi pada pukul 05.30 WIB dan berhasil dipadamkan pada pukul 08.55 WIB.
Berdasarkan hasil pemantauan sementara, kata dia ditemukan bekas galian tanah di bawah pipa dan peralatan untuk tapping yang tertinggal di lokasi kejadian.
Ia menduga adanya upaya pihak yang tidak bertanggung untuk melakukan pencurian BBM jenis solar yang sedang dialirkan pada jalur tersebut.
"Pertamina masih menunggu hasil penyelidikan lebih lanjut oleh kepolisian," kata Milla Suciyani.
Pewarta: Syarif Abdullah
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2014