Cianjur (ANTARA News) - Keluarga Encep Nurjaman di Cianjur Jawa Barat mulai yakin bahwa Hambali yang selama ini dituduh Pemerintah Amerika Serikat sebagai salah satu "gembong teroris" paling ditakuti adalah Encep Nurjaman. "Kepastian tersebut muncul menyusul adanya surat Hambali dari Penjara Guantanamo, tempat dia ditahan selama ini. Surat itu diantar Petugas Palang Merah Internasional kepada pihak keluarga belum lama ini," kata Kankan Abdul Kodir, adik kesembilan Hambali dari 11 bersaudara kepada ANTARA News di Cianjur, Kamis malam. Ia mengaku gembira atas datangnya surat yang sebagian berbahasa Sunda itu. Setidaknya pihak keluarga mulai yakin bahwa Hambali adalah Encep Nurjaman. "Walau belum pasti betul Hambali itu Encep Nurjaman seperti yang diberitakan, setidaknya surat ini adalah jalan bagi kami untuk mencari kebenaran yang selama ini masih misteri," kata Kankan. Surat singkat yang ditulis Hambal, sebagaimana diungkapkan Kankan bukan ditujukan semata-mata untuk keluarga. Kalimat yang ditulisnya lebih pada sebuah pertanyaan tentang kabar terakhir kota Cianjur yang sangat dirindukannya. Menurut adik kesayangan Hambali itu, surat yang belum lama diterima dari kakaknya tersebut setidaknya telah memberi harapan bahwa pihak keluarga suatu saat nanti bisa bertatap muka langsung dengan Hambali atau Encep Nurjaman. "Kalau memang Hambali adalah Encep Nurjaman, ijinkan kami untuk bertemu dengannya sebagai bentuk penghargaan terhadap nilai-nilai hak asasi manusia. Terlebih status Hambali saat ini belum divonis oleh pengadilan, sehingga hak-haknya sebagai tersangka sudah sepatutnya dihormati sesuai dengan standar hukum internasional, " kata Kankan. Namun diakuinya surat dari kakaknya itu tidak pernah disampaikan kepada ibunda Encep Nurjaman, Siti Maryam (60) yang kini sering sakit-sakitan. "Kabar itu saya telan sendiri karena tak mau menjadi beban baru bagi ibu saya. Terlebih surat yang diterima datang dari kang Encep ketika dirinya berada di penjara Guantanamo Amerika yang dikenal sadis. Biar saja ibu sekarang merasakan masa tuanya tanpa harus dibebani banyak masalah lagi," cetusnya. Ia sangat menyesalkan sikap Pemerintah Indonesia selama ini yang tidak mau mempertemukan pihak keluarga dengan Hambali. Hingga saat ini, ujar Kankan, dirinya tidak pernah diberitahu oleh Pemerintah secara resmi terkait status Encep Nurjaman yang diyakini banyak orang sebagai Hambali. "Keluarga berkeinginan pihak KBRI di Amerika bisa memperjuangkan agar kami bisa bertemu dengan kang Encep," harapnya. Dikatkannya, langkah untuk menembus harapan itu akan ditempuh pihak keluarga dengan mengirim surat kepada pihak Departemen Luar Negeri. "Sebetulanya kami hanya ingin memastikan bahwa Hambali itu adalah Encep Nurjaman," terangnya. Hambali alias Encep Nurjaman dikenal warga sekitar sebagai sosok pendiam, namun cerdas. Semasa kecil, anak ke-10 dari 11 bersaudara pasangan suami istri Ending Isomudin dan Siti Maryam itu menghabiskan masa sekolah dasarnya di SD Pamokolan yang terletak tidak jauh dari rumahnya di Kampung Pamokolan Desa Sukamanah Kecamatan Karangtengah Kabupaten Cianjur. Setelah selesai menamatkan sekolah di Cianjur hingga tingkat Madrasah Aliah (SMU) sepuluh tahun silam, Encep Nurjaman alias Hambali hijrah ke negri Jiran (Malaysia) untuk berdagang. Pihak keluarga tidak menyangka kalau Encep Nurjaman akhirnya menjadi salah satu tersangka yang dituduh Pemerintah Amerika Serikat sebagai gembong teroris yang paling dicari.(*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2006