Dili (ANTARA News) - Perdana Menteri Timor Leste Jose Ramos-Horta, Kamis, minta semua pihak agar tenang seiring dengan dibukanya kembali bandar udara internasional Dili yang sempat ditutup akibat bentrok antar kelompok pemuda. Perkelahian terjadi di lokasi pengungsian dekat bandar udara internasional Lobato pada Selasa malam sehingga menyebabkan dua tewas dan bandar udara ditutup. Jose Ramos-Horta yang sedang berkunjung ke Vatikan, menyalahkan "kelompok pelaku kriminal" yang telah membuat dia merasa "sangat prihatin, kecewa, sedih dan pilu". "Saya kecewa karena sekali lagi menyaksikan warga kita berkelahi yang mengakibatkan kematian. Walau saat ini keadaan sedang menurun, saya percaya semua segera normal," katanya. Deputi Ramos-Horta, Stanislau da Silva, saat pembukaan kembali bandar udara mengatakan para petugas bandar udara akan dikawal polisi dari dan ke tempat kerja. Juru bicara misi Perserikatan Bangsa-bangsa di Dili, Adrian Edwards, mengatakan hingga kini belum jelas siapa yang menjadi biang kekerasan. "Kami mencoba terbuka terhadap semua kemungkinan, beberapa perkiraan muncul," katanya lalu menyebut di antara kemungkinan tersebut adalah dua kelompok bela diri yang selama ini bermusuhan. Dia menjelaskan ada spekulasi tentang apakah ada sesuatu yang lain di balik kekerasan itu, misalnya kepentingan politik serta hal lainnya. Menteri Luar Negeri Australia Alexander Downer mengatakan pasukan penjaga keamanan telah disiagakan sejak laporan PBB tentang kekerasan di Timor Leste diluncurkan pekan lalu. Laporan itu memuat sejumlah nama pejabat senior pemerintah serta personel keamanan Timor Leste yang harus diselidiki lebih jauh atau dikenai tuntutan. "Apakah kekerasan yang terjadi sekarang ada hubungannya dengan laporan PBB ataupun tidak, kita tidak bisa memastikan 100 persen, hal ini masih diselidiki," katanya.(*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2006