Semarang (ANTARA News) - Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia (KAI), Ignatius Jonan, berpendapat subsidi bahan bakar minyak (BBM) yang sedemikian besar lebih baik dialihkan untuk pembangunan.
"Besarnya saya dengar sampai Rp200 triliun. Memang besar sekali. Bayangkan kalau Rp200 triliun untuk membangun jalur rel-rel baru," katanya di sela talkshow "Indonesia Optimis" di Semarang, Rabu.
Hal tersebut diungkapkannya menjawab salah satu pertanyaan dari peserta talkshow tentang berbagai tantangan yang dihadapinya dalam memajukan kinerja PT KAI hingga menjadi seperti sekarang.
Talkshow "Indonesia Optimis" yang menghadirkan Jonan sebagai pembicara utama tersebut diprakarsai oleh Fakultas Psikologi Universitas Katolik (Unika) Soegijapranata Semarang.
Jonan mengungkapkan subsidi BBM selama ini justru banyak dimanfaatkan oleh pihak-pihak yang sebenarnya tidak layak menerima subsidi, yakni masyarakat yang sebenarnya mampu secara ekonomi.
"Memang masyarakat tidak mampu yang hanya memiliki sepeda motor berhak mendapatkan subsidi, tetapi orang kaya juga punya sepeda motor. Kalau saya punya kewenangan, saya putus (subsidi BBM, red.)," ungkapnya.
Jika subsidi BBM sebesar Rp200 triliun dialihkan untuk pembangunan infrastruktur KA, kata dia, Indonesia bisa memiliki jalur KA lintas Sumatra sepanjang 2.500 kilometer yang hanya membutuhkan Rp50 triliun.
"Itu sudah termasuk stasiun-stasiunnya, persinyalan juga pasti elektrik. Demikian pula jalur KA lintas Selatan Jawa Tengah sampai Banyuwangi sepanjang 1.000 km yang hanya butuh Rp10 triliun," katanya.
Jadi, menurut Jonan, manfaatnya memang lebih besar jika subsidi BBM dicabut dan dialihkan untuk pembangunan, termasuk berbagai infrastruktur yang lebih bermanfaat bagi kesejahteraan rakyat.
Pewarta: Zuhdiar Laeis
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2014