Jakarta (ANTARA News) - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Purnomo Yusgiantoro, mengatakan luapan lumpur PT. Lapindo di daerah Porong, Jawa Timur, diperkirakan belum membahayakan transmisi listrik yang berada di wilayah genangan lumpur, karena jaraknya masih di atas lima meter dari menara transmisi. "Kita tidak khawatir karena jarak masih di atas lima meter, meskipun ada peningkatan jumlah lumpur," kata Purnomo, sebelum mengikuti rapat terbatas bidang ekonomi di Kantor presiden, di Jakarta, Kamis. Menurut perhitungan tim penanggulangan lumpur, untuk mencapai jarak kurang dari lima meter luapan lumpur harus berjumlah ribuan kubik lagi. Sementara sekarang, pemerintah sudah mengantisipasinya dengan mematikan transmisi 70 kV dan 150 kV yang berada di daerah tersebut. "Yang kita aktifkan hanya yang 500 kV, sementara yang lain kita matikan supaya tidak terjadi apa-apa," katanya. Pemadaman transmisi itu, menurut Purnomo, tidak akan berpengaruh terhadap suplai listrik di daerah Jawa-Bali, karena aliran bisa dialihkan ke daerah Gresik dan Kriyan. Ditambahkannya pemerintah memang berencana untuk memindahkan transmisi listrik tersebut bersama jalan tol dan kereta api. "Tapi itu baru akan dilakukan dalam jangka menengah ke depan," ungkapnya. Tim penanggulangan lumpur saat ini juga sedang mempersiapkan penguatan tanggul dan membuat sodetan untuk membuang lumpur ke Sungai Porong. Penguatan tanggul, katanya, dilakukan untuk menghadapi musim hujan yang akan datang dan juga menyiapkan 11 pompa air serta tiga pompa lumpur. Mengenai tawaran ilmuwan Rusia, Pavel Korol, untuk membantu menghentikan semburan lumpur, Purnomo mengatakan sudah meminta praktisi pertambangan itu untuk membuat proposal yang lebih detail yang bisa menjelaskan tawaran bahwa kalau tidak selesai, maka pemerintah tidak perlu bayar (no cure no pay). "Kita minta ia membuat proposal detail. Maksudnya, `no cure no pay` itu apa dan jenisnya apa saja," kata Purnomo. (*)
Copyright © ANTARA 2006