Jakarta (ANTARA News) - Menantu Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Anissa Pohan, terus terang mengkhawatirkan keadaan Letnan Satu Agus Harimurthi jika suaminya itu jadi bertugas sebagai anggota Kontingen Garuda XXIII-A di Lebanon sebagai bagian dari Pasukan Pemeliharaan Perdamaian di negara tersebut. "Pasti saya merasa khawatir," kata Anissa kepada pers seusai mendampingi Yudhoyono dan Ibu Ani Yudhoyono melakukan silaturahmi dengan warga sekitar kediaman Kepala Negara di Cikeas, Rabu. Pada acara tersebut, Agus juga mendampingi ayahnya. Agus dijadwalkan bertolak ke Lebanon sebagai anggota tim pendahulu kontingen TNI, namun perwira pertama itu sama sekali tidak mau menjawab pertanyaan wartawan tentang keberangkatannya, yang telah beberapa kali tertunda. "Namun, saya menyadari bahwa sebagai istri prajurit, saya harus siap," kata Anissa dengan ramah menjawab pertanyaan wartawan. Sementara itu, Agus mengatakan penugasan pertama kali ke luar negeri itu bukan atas permintaannya, tapi merupakan perintah pemimpin Mabes TNI dan TNI-AD. "Sebagai prajurit, saya tidak minta penugasan itu, tapi ini adalah perintah pimpinan," kata Agus, yang baru-baru ini menyelesaikan pendidikan di Universitas Nanyang, Singapura. Namun, ia mengharapkan semakin cepat berangkat lebih baik bagi diri dan istrinya. "Makin cepat berangkat, tentu makin cepat pula pulangnya," kata Agus sambil mengatakan bahwa ia tidak tahu berapa lama penugasan di Lebanon itu, apakah enam, sembilan bulan atau bahkan satu tahun. Ia juga menyadari bahwa penugasan itu mengandung risiko berat, karena di sana masih banyak bom dan juga karena Indonesia tidak boleh berpihak ke negara atau kelompok mana pun. "Wartawan tentu tahu bahwa risiko di sana masih besar, misalnya, banyak bom," kata Agus. (*)
Copyright © ANTARA 2006