Semarang (ANTARA News) - Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Musliar Kasim mengatakan hanya ada 1,2 persen proposal yang lolos ke ajang Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (Pimnas) ke-27.
"Proposal yang kita tampilkan pada Pimnas ini merupakan seleksi dari puluhan ribu proposal yang dikirim ke Dikti (Ditjen Pendidikan Tinggi, red.)," katanya di Semarang, Selasa.
Hal itu diungkapkan mantan Rektor Universitas Andalas, Padang, itu, usai membuka dan meninjau pelaksanaan Pimnas ke-27 di Universitas Diponegoro Semarang sebagai tuan rumah.
Dari puluhan ribu proposal yang diusulkan pendanaannya ke Dikti, kata dia, hanya ada 440 proposal yang lolos mengikuti Pimnas-27 sehingga mengartikan tingkat seleksinya memang sangat ketat.
"Ini (masuk Pimnas, red.) merupakan kebanggaan dari kampus. Apalagi, sampai ada (timnya, red.) yang bisa memeroleh piala dan menjadi juara. Kebanggaan sekali bagi perguruan tinggi," katanya.
Oleh karena itu, Musliar mengharapkan hasil kreativitas mahasiswa tidak hanya berhenti pada ajang Pimnas, tetapi bisa dilanjutkan dengan kerja sama ABG (academy, business, and government).
"Katakanlah hari ini baru membuat propotipe dalam skala kecil, kita bisa tingkatkan lebih besar. Kalau kalangan akademisi, businessman, dan government bisa disatukan," katanya.
Musliar mencontohkan saat kunjungannya di Jember ternyata ada temuan modifikasi tepung cassava (ubi kayu) sebagai substitusi pembuat mi yang selama ini berbahan dasar gandum hasil impor.
"Ternyata, hasil penelitian di Jember itu sudah dibuat industrinya oleh swasta. Artinya, dari penelitian kampus bisa menjadi besar. Kerja sama akademisi. business dan government," katanya.
Dari sebanyak 44.752 proposal program kreativitas mahasiswa (PKM) yang diusulkan pendanaannya ke Dikti, hanya 7.300 proposal yang didanai, dan hanya 440 proposal di antaranya yang lolos Pimnas-27.
Kategori dalam Pimnas terbagi tujuh, yakni PKM penelitian, PKM penerapan teknologi, PKM kewirausahaan, PKM pengandian kepada masyarakat, PKM karsa cipta, PKM artikel ilmiah, dan PKM gagasan tertulis.
Pewarta: Zuhdiar Laeis
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2014