“Yang paling penting, kinerjanya bisa meningkat,” kata MSHidayat di Jakarta, Selasa.
Menurut dia, wacana merger dua kementerian harus benar-benardipertimbangkan secara cermat baik dampakpositif maupun negatifnya sebelum penggabungan dilakukan.
Hidayat tidak mempermasalahkan dua kementerian tersebutdigabung atau dipisah karena memang dua kementerian itu saling terkait. Jika tetapdipisah, pihaknya berharap menteri perdagangan dan menteri perindustrian yangbaru bisa saling bersinergi dengan baik.
“Buat saya, yangpenting menterinya seiya sekata karena tidak ada industri yang berjalansendiri, ujungnya pasti tergantung pada perdagangan. Sebaliknya inputperdagangan untuk produk-produk yang menjadi tren investasi itu dariperindustrian,” katanya.
Jika mengacu pada kementerian di negara-negara maju, menurutdia, kementerian perdagangan dan kementerian perindustrian selalu menjadi satu,tidak dipisah seperti di Indonesia.
Menurut dia, penggabungan kementerian membutuhkan waktu satutahun untuk melakukan penyesuaian. Pihaknya berharap, bila penggabunganKemenperin dan Kemendag dilakukan pada pemerintahan Joko Widodo – Jusuf Kalla,pada pemerintahan selanjutnya sebaiknya tidak dipisah lagi.
Dia juga menegaskan pentingnyapemerintahan mendatang untuk berupaya memperkuat sektor industri.
“Kalau ingin Indonesia menjadinegara industri pada 2025, maka sektor industri harus menjadi andalan,” kataHidayat.
Tim Transisi Jokowi-Jusuf Kalla berencanamerekomendasikan penggabungan sejumlah kementerian yakni Kemendag denganKemenperin serta Kementerian Pekerjaan Umum dengan Kementerian Perhubungan.
Wacana penggabungan kementerian dilakukankarena adanya hubungan yang erat antara dua kementerian yang akan digabung.
Pewarta: Anita Permata Dewi
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2014