Dili (ANTARA News) - Peraih Nobel Perdamaian Carlos Belo melakukan rangkaian pertemuan dengan pemimpin pemberontak dan politisi kunci, yang oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa dituding terlibat kekerasan. Sumber dekat dengan Belo hari Rabu mengatakan, Belo pada Selasa menggunakan helikopter badan dunia itu untuk bertemu dengan pemimpin pemberontak Alfredo Reinado di bukit Fohorem, Suai. Reinado, yang mengenakan pakaian tempur, menyambut Belo, lalu keduanya melakukan pembicaraan tertutup. Reinado dalam persembunyian setelah kabur dari penjara Dili, tempat ia ditahan menyusul kekerasan berdarah pada April dan Mei tahun ini. Seusai pertemuan itu, Belo menuju kediaman pribadi mantan perdana menteri Mari Alkatiri untuk pembicaraan singkat, kemudian berkunjung ke mantan menteri dalam negeri Rogerio Lobato. Laporan Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang kekerasan pada Mei dan April menganjurkan Alkatiri, Lobato dan pejabat lain serta anggota pasukan keamanan diselidiki dalam perkara kejahatan. Alkatiri mengundurkan diri dari jabatan perdana menteri pada Juni, di tengah tuduhan mempersanjatai pasukan pembunuh serta memerintahkan menghabisi lawan politiknya. Dili diguncang kerusuhan menyusul pemecatan tentara desersi, karena merasa mendapat perlakukan berbeda dari atasannya berdasarkan atas asal mereka dari timur atau barat. Sekitar 37 orang tewas dalam bentrok antarpasukan keamanan, 150 ribu orang mengungsi dan sekitar tiga ribu penjaga perdamaian dipimpin Australia diterjunkan untuk memulihkan keadaan. Laporan badan dunia itu juga membersihkan Presiden Xanana Gusmao dari tuduhan memerintahkan Reinado, yang kemudian menjadi kepala polisi militer dan melakukan desersi sebelum kerusuhan Mei, "melakukan kejahatan". Belo, yang berbagi Nobel Perdamaian dengan perdana menteri Jose Ramos-Horta pada 1996, tiba di Dili dari Mozambik pada 18 Oktober dan akan meninggalkan Timor Timur pada Sabtu pekan ini. Mantan uskup Dili itu pada Rabu juga menemui mahasiswa di Universitas Nasional Timor Leste, demikian AFP.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006