Dari dulu saya sudah bilang soal ISIS, cegah dulu, kelompok-kelompok Islam keras Wahabi. Kelompok Wahabi memang bukan teroris tapi satu digit lagi jadi teroris. Semua teroris di Indonesia yang melakukan aksi teror di beberapa tempat bermula dari waha
Jakarta (ANTARA News) - Ketua Umum Pengurus Besar Nadhlatul Ulama (NU) KH. Said Aqil Siradj menegaskan faham Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) tidak dibenarkan oleh agama Islam.
"Apa yang dilakukan ISIS tidak direstui Islam, tidak direstui oleh Alquran. ISIS dikutuk oleh Allah, dikutuk oleh Islam. Saya bertanggung jawab, perilaku kekerasan atas nama apapun, atas apapun, kepada siapapun, tidak dibenarkan oleh Islam," kata Said saat acara diskusi Foreign Policy Community of Indonesia "Indonesia Merespons Ancaman ISIS" di Jakarta, Senin malam.
Menurut Said, agama Islam tidak pernah membenarkan perilaku kekerasan sementara ISIS menghalalkan kekerasan bagi siapa saja yang bertentangan bagi faham yang mereka anut.
"Tidak ada agama dalam kekerasan, tidak ada kekerasan dalam agama. Baru mengancam mau membunuh saja sudah mendapat laknat dari Allah," tegas Said.
Said mengatakan, pemerintah harus bertindak untuk mencegah meluasnya gerakan ISIS karena saat ini diketahui berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), terdapat 34 orang Indonesia yang sudah dibaiat atau disumpah oleh ISIS yang sebagian besar merupakan tokoh-tokoh teroris yang telah beroperasi di Indonesia.
"Dari dulu saya sudah bilang soal ISIS, cegah dulu, kelompok-kelompok Islam keras Wahabi. Kelompok Wahabi memang bukan teroris tapi satu digit lagi jadi teroris. Semua teroris di Indonesia yang melakukan aksi teror di beberapa tempat bermula dari wahabi dulu," jelas Said.
Pada kesempatan yang sama, Wakil Menteri Luar Negeri Dino Patti Djalal mengatakan ISIS merupakan fenomena baru yang mana informasinya masih sangat sedikit sehingga dibutuhkan kerjasama intelijen internasional.
"ISIS memang fenomena baru, kami juga masih meraba-raba fenomena ISIS karena kami masih minim informasi mengenai ISIS," kata Dino.
"Pemerintah Indonesia menyatakan menolak ajaran ISIS, melarang kelompok-kelompok di Indonesia menyebarkan ajaran ISIS serta melarang orang Indonesia berperang bersama ISIS di Timur Tengah. Posisi indonesia kompak dengan tokoh masyarakat termasuk dengan tokoh agama Islam di Indonesia, ini positif dan bagus, secara serentak menyatakan dukungan penolakan terhadap ajaran ISIS. Dari segi aspek diplomatik, Indonesia tidak akan mengakui ISIS dan wilayah ISIS," jelas Dino.
Menurut Dino, untuk menghadapi ISIS dibutuhkan dukungan dan kerjasama internasional antar negara. Kementerian luar negeri juga akan menggelar rapat khusus bersama duta besar dari negara-negara Timur Tengah dan negara lain yang aktif melawan ISIS. Hal ini, lanjut Dino, penting karena untuk mencegah pergerakan ISIS diperlukan kerjasama internasional.
"Awal September, Kemenlu akan rapat khusus dubes negara-negara Timur Tengah dan negara lain yang aktif melawan ISIS. Kami akan koordinasi dan bertukar informasi," kata Mantan Duta Besar Indonesia untuk Amerika Serikat itu. (M047)
Pewarta: Monalisa
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2014