Jakarta (ANTARA) - Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono mengatakan Hari HIV/AIDS Sedunia adalah pengingat penting untuk sejumlah hal terkait penanganan, salah satunya pemeriksaan rutin untuk mengetahui penyakit-penyakit lain yang menyertai, seperti tuberkulosis (TB).

"Penyakit-penyakit lain yang menyertai yang terbanyak misalnya tuberkulosis. Tuberkulosis pada pasien HIV ini adalah salah satu yang membuat pasien HIV bisa meninggal," kata Dante ketika ditemui di Jakarta, Jumat.

Dikutip dari situs resmi Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (CDC) Amerika Serikat, TB menjadi penyakit yang mematikan bagi orang dengan HIV (ODHIV) karena HIV melemahkan sistem imun seseorang. Kemudian, sistem imun yang lemah dapat membuat bakteri TB, yakni Mycobacterium tuberculosis, yang semula tidak aktif menjadi aktif.

Dia berharap dengan adanya pemeriksaan rutin TB pada pasien-pasien HIV ini, katanya, maka lebih cepat diidentifikasi untuk penanganan.

Baca juga: JIP: Kebijakan daerah yang diskriminatif tantangan penanganan HIV/AIDS

Baca juga: Kemenkes kejar kesetaraan yankes bagi populasi kunci guna tangani HIV


Adapun pesan Hari HIV/AIDS Sedunia, yakni "Take the Rights Path" atau “Hak Setara untuk Semua, Bersama Kita Bisa”, mengingatkan pemerintah bahwa pemeriksaan pada populasi kunci menjadi penting.

"Kemudian yang kedua adalah kita masih mempunyai cakupan angka viral load yang diperiksanya masih rendah. Jadi, pada mereka yang sudah diobati seharusnya melakukan pemeriksaan secara berkala," dia menambahkan.

Sebelumnya, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Ina Agustina Isturini mengatakan bahwa menurut data Sistem Informasi HIV AIDS (SIHA), sampai September 2024, baru 71 persen orang dengan HIV (ODHIV) mengetahui status HIV dirinya, 64 persen ODHIV ikut terapi antiretroviral (ARV), dan baru 48 persen ODHIV yang ikut terapi tersebut dites viral load dan virusnya tersupresi.

Ina menyebutkan, untuk mencapai target Three Zero HIV/AIDS pada 2030, harus ada 95 persen ODHIV terdiagnosa, 95 persen ODHIV mengikuti pengobatan, dan 95 persen ODHIV yang mengikuti pengobatan virusnya tersupresi.

Adapun Three Zero HIV/AIDS meliputi tiga hal, yakni tidak ada lagi infeksi baru HIV, tidak ada lagi kematian karena HIV/AIDS, dan tidak ada lagi diskriminasi terhadap ODHIV.*

Baca juga: Kemenkes: Bentuk perilaku seksual yang positif sejak dini, cegah HI

Baca juga: Dinkes: Homoseksual dominasi penularan HIV/AIDS di Babel

Pewarta: Mecca Yumna Ning Prisie
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2024