Padang (ANTARA) - Kepala Badan Moderasi Beragama dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kementerian Agama (Kemenag) RI Prof Suyitno mengatakan etnis Minangkabau telah menerapkan moderasi beragama sejak lama.

"Bagi orang Minangkabau moderasi beragama itu bukan barang baru karena sejatinya nilai-nilai moderasi beragama itu digali dari berbagai daerah termasuk dari Tanah Minangkabau," kata Kepala Badan Moderasi Beragama dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kemenag RI Prof Suyitno saat memberikan kuliah umum di Universitas Andalas, Padang, Jumat.

Prof Suyitno mengatakan implementasi nilai moderasi beragama oleh orang Minangkabau dapat dilihat dari kebiasaan etnis tersebut yang kerap pergi merantau, atau meninggalkan kampung halamannya untuk mengadu nasib.

"Pastinya orang yang pergi merantau itu adalah orang yang bisa hidup dengan toleransi atau menyesuaikan diri dengan lingkungan," kata Suyitno.

Baca juga: Kemenag tekankan pentingnya moderasi beragama pada mahasiswa Unand

Baca juga: ITS gandeng Kemenag wujudkan moderasi beragama untuk generasi muda

Nilai-nilai moderasi beragama tersebut juga tercermin dari pepatah Minangkabau yakni "Dima bumi dipijak, di sinan langik dijunjuang". Artinya, di mana bumi dipijak, di sana langit dijunjung.

"Ini sebuah sikap yang menggambarkan pentingnya toleransi. Beradaptasi dan menjaga tradisi," kata dia.

Menurut dia, moderasi beragama yang digaungkan oleh pemerintah juga digali dari semua potensi baik tradisi lokal masyarakat, nilai-nilai universal agama hingga menjauhkan egoisme.

Dalam kuliah umumnya Prof Suyitno menyampaikan moderasi beragama sejalan dengan Astacita Presiden dan Wakil Presiden poin kedelapan yang berbunyi memperkuat penyelarasan kehidupan yang harmonis dengan lingkungan, alam dan budaya serta peningkatan toleransi antarumat beragama untuk mencapai masyarakat yang adil dan makmur.

Terakhir, ia mengajak masyarakat di tanah air untuk terus menjaga nilai-nilai yang terkandung dalam moderasi beragama. Hal tersebut ditujukan agar menciptakan kehidupan yang harmonis di tengah kemajemukan Indonesia.*

Baca juga: Menag ajak umat peduli lingkungan sesuai ajaran agama masing-masing

Baca juga: PGI: Agama berperan dorong perubahan masyarakat di dunia sekuler

Pewarta: Muhammad Zulfikar
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2024