Investor perlu mendiversifikasi aset ke instrumen aset kelas pendapatan tetap atau obligasi. Ini penting untuk menghadapi volatilitas pasar akibat kebijakan proteksionisme

Jakarta (ANTARA) - Co-Founder Tumbuh Makna Benny Sufami menyarankan investor mendiversifikasi portofolio guna meredam efek kemenangan Donald Trump.

Menurutnya, ketidakpastian global akibat skenario kebijakan Trump perlu disikapi dengan bijak dengan mendorong perencanaan yang strategis, salah satunya melalui diversifikasi portofolio.

“Investor perlu mendiversifikasi aset ke instrumen aset kelas pendapatan tetap atau obligasi. Ini penting untuk menghadapi volatilitas pasar akibat kebijakan proteksionisme,” kata Benny dalam keterangannya di Jakarta, Jumat.

Dia berpendapat, salah satu dampak kebijakan Trump adalah pergeseran rantai pasok global. Hal ini membuka peluang bagi sektor manufaktur dan ekspor Indonesia.

“Produksi yang sebelumnya terpusat di China kini mulai berpindah ke negara lain, termasuk Indonesia. Investor bisa fokus pada emiten yang berorientasi ekspor dengan prospek pasar ke Amerika Serikat atau mitra dagang lainnya,” tambahnya.

Namun, Benny mengingatkan bahwa kesiapan infrastruktur dan daya saing Indonesia perlu terus ditingkatkan agar peluang ini dapat dimanfaatkan secara optimal. Ia juga menyoroti risiko yang muncul dari penguatan dolar AS, yang dapat berdampak pada nilai tukar rupiah dan sektor berbasis impor.

Selain itu, kebijakan fiskal dan moneter Amerika Serikat diprediksi akan memicu sulitnya mencapai target inflasi 2 persen di negeri Paman Sam tersebut, yang pada akhirnya bisa mempengaruhi kebijakan suku bunga di Indonesia.

“Berkurangnya potensi penurunan suku bunga di dalam negeri menjadi risiko bagi beberapa sektor. Oleh karena itu, investor disarankan untuk mengalokasikan aset pada instrumen pendapatan tetap,” ujar Benny.

Meski menghadapi ketidakpastian global, Benny melihat peluang besar di sektor domestik, terutama di bidang infrastruktur, digitalisasi, dan konsumsi.

“Sektor infrastruktur dan digitalisasi memiliki prospek pertumbuhan yang stabil. Ini saat yang tepat bagi investor untuk memanfaatkan momentum reformasi ekonomi domestik,” tuturnya.

Baca juga: Goldman Sachs: Emas diversifikasi portofolio terbaik dibanding bitcoin

Baca juga: OJK sebut portofolio investasi dana pensiun didominasi instrumen SBN

Baca juga: BI: Aliran masuk investasi portofolio capai 1,8 miliar dolar AS

Pewarta: Imamatul Silfia
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2024