Jakarta (ANTARA) - Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI menegaskan komitmen untuk mendukung kemerdekaan Palestina dengan mengatakan Indonesia berutang kepada Bangsa Palestina yang dengan cepat mengakui kemerdekaan Indonesia.
“Ini juga utang kita kepada Bangsa Palestina. Negara kedua yang mengakui kemerdekaan Indonesia adalah saudara kita dari Palestina,” kata Ketua BKSAP DPR RI, Mardani Ali Sera, dalam acara Focus Group Discussion Solidaritas Kemanusiaan untuk Mendukung Perjuangan Palestina di Gedung DPR RI, Jakarta, Jumat.
Mendukung kemerdekaan Palestina, katanya, sesuai dengan amanat dari konstitusi negara yakni UUD 1945 alinea 4 yang menegaskan bahwa tujuan berpemerintahan adalah melindungi seluruh bangsa dan seluruh tanah tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut serta dalam perdamaian dunia.
Selain mengadakan acara diskusi yang bertujuan untuk menunjukkan solidaritas kepada Palestina yang bertepatan dengan Hari Solidaritas Internasional untuk Rakyat Palestina, BKSAP juga mengadakan bazar UMKM. Keuntungan dari bazar tersebut akan disumbangkan kepada Palestina, katanya.
“Ini bukan cuma isu luar negeri tapi kita ingin gabungkan isu Palestina juga dengan isu penguatan ekonomi kerakyatan kita karena teman-teman sekalian, buat Indonesia, bagi kami, masyarakat Palestina bukan hanya seperti saudara. Kami mempunyai satu tubuh, jika kamu terluka, kami juga merasakan sakitnya,” ucapnya.
Mardani menegaskan bahwa Ketua MPR RI Ahmad Muzani benar-benar menekankan kemerdekaan Palestina saat dilantik. Begitu juga saat Presiden Prabowo Subianto yang pada pelantikannya menekankan tanggung jawab dan beban Indonesia untuk ikut serta kemerdekaan Palestina.
“Kami di DPR melalui Badan Kerja Sama Antar Parlemen menyatakan dengan tegas tendang Israel dari PBB karena tidak sesuai dengan nilai-nilai dari PBB itu sendiri. Kami juga menyerukan semua negara ikut menangkap Netanyahu sesuai dengan keputusan ICC (Mahkamah Pidana Internasional) karena genosidanya terus berlangsung,” tegas dia.
Dukungan terhadap Palestina, lanjutnya, turut ditunjukkan BKSAP bersama Aqsa Working Group dengan meluncurkan Rumah Sakit Ibu dan Anak Indonesia (RSIA) di Kota Gaza yang akan berdiri di lahan 5.000 meter.
Pada kesempatan yang sama, Onny Firyanti Hamidi, Ketua Maemuna Center (Mae-C), sayap perempuan dari AWG, menyampaikan bahwa Gaza tidak pernah memiliki rumah sakit ibu dan anak dan izin untuk mendirikan RSIA tersebut berhasil dari otoritas kesehatan didapatkan hanya dalam waktu dua bulan.
“Dengan memberikan akses yang lebih baik terhadap layanan kesehatan maka pembangunan rumah sakit ibu dan anak di Jalur Gaza yang akan kita bangun bersama diharapkan akan menjadi secerah harapan di tengah blokade dan genosida kemanusiaan,” katanya.
Pembangunan RSIA itu merupakan program jangka panjang yang dimulai dari sekarang dengan pengumpulan dana yang dibutuhkan sebanyak 7,8 juta dolar AS atau Rp120 miliar dan diharapkan dapat terkumpul saat gencatan senjata disepakati, katanya.
Pewarta: Kuntum Khaira Riswan
Editor: Rahmad Nasution
Copyright © ANTARA 2024