Badung (ANTARA) - Angkasa Pura Properti (APP) mengenalkan wajah baru Bandara I Gusti Ngurah Rai dengan tambahan jembatan penyeberangan orang (JPO) yang menghubungkan di terminal kedatangan domestik ke area parkir.
Direktur Utama PT Angkasa Pura Properti (APP) Ristiyanto Eko Wibowo di Kabupaten Badung, Bali, Jumat, mengatakan JPO adalah bagian dari optimalisasi Bandara guna meningkatkan kapasitas dan menata bandara.
Untuk jembatan penyeberangan baru sendiri mulanya adalah dua bangunan penghubung antara lokasi parkir dengan terminal domestik, di sepanjang jalan terdapat beberapa stan dan titik poin penjemputan.
Biasanya kepadatan terjadi di lokasi penyeberangan, sebab pengguna Bandara yang datang maupun berangkat akan berpapasan dengan kendaraan yang melintas.
“Yang tadinya saat mau menyeberang ke area Solaria dorong troli bergantian dengan kendaraan yang lewat, sekarang tidak, tinggal naik eskalator dan turun ke titik penjemputan, tidak kehujanan atau kepanasan,” kata Ristiyanto.
Baca juga: Bandara Ngurah Rai tambah koneksi menuju IKN lewat Balikpapan
Anak BUMN Angkasa Pura Indonesia ini membangun gedung JPO dari nol, area ini disulap menjadi gedung moderen dengan konsep penghijauan lengkap dengan sentuhan arsitektur khas Bali.
“Dari ujung koridor lama kita masuk koridor baru di JPO akan ada taman air yang didesain seperti area bale di Bali, ada beberapa waralaba dengan konsep hijau pepohonan jadi nampak seperti kondisi di desa,” ujarnya.
Pada bagian utama gedung jembatan, APP mendesain layaknya bangunan Bali aga atau tempo dulu yang khas dengan bata merah dan hiasan di dinding gedung.
Optimalisasi Bandara I Gusti Ngurah Rai nyatanya tidak hanya ditandai dengan kehadiran JPO, beberapa hal yang baru lainnya seperti area hijau di terminal internasional, penataan parkir di area penjemputan, dan pembuatan kebun berisi arca khas Hindu Bali.
“Tujuan optimalisasi untuk pemanfaatan area lebih optimal dan bandara bisa menyuguhkan konsep forest airport, juga memasukkan arsitektur lokal yang lebih ke Bali, dengan material kami pilih yang aman dan secara pengerjaan cepat, serta perawatannya mudah,” kata Ristiyanto.
Proyek yang mendapat apresiasi dari Menteri BUMN Erick Thohir ini mulai dioperasikan pada akhir Oktober lalu, dengan pengerjaan selama 9 bulan terhitung sejak Februari 2024.
Baca juga: Bandara Bali: 90 penerbangan batal dalam sehari dampak erupsi
Total investasi pada pengembangan area bandara ini menyentuh Rp265 milyar untuk dua paket, dimana paket pertama yang sudah rampung menghabiskan 67 persen dari dana ini.
Sementara itu, tugas APP belum usai, pada paket kedua optimalisasi bandara akan berlanjut dengan membentuk bangunan penghubung dari JPO ke tempat penjemputan bus, serta perubahan pada papan nama bandara dan portal keluar masuk.
Pewarta: Ni Putu Putri Muliantari
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2024