Jakarta (ANTARA News) - Saham-saham di Bursa Efek Indonesia ditutup melemah pada perdagangan Senin karena minimnya insentif segar dan secara teknikal harga saham sudah pada tingkat jenuh beli.
Indeks harga saham gabungan BEI ditutup melemah 13,94 poin atau 0,27 persen ke posisi 5.184,95, sedangkan indeks 45 saham unggulan (LQ45) turun 3,01 poin (0,34 persen) ke level 883,82.
"Setelah indeks BEI menyentuh target batas atas pada kisaran level 5.200 poin, pasar saham domestik masuk dalam kondisi jenuh beli saham," kata Analis Asjaya Indosurya Securities William Surya Wijaya.
Ia menambahkan bahwa minimnya sentimen di dalam negeri setelah putusan gugatan pilpres oleh Mahkamah Konstitusi (MK) menjadi alasan investor untuk mengamankan posisi dengan melepas sebagian sahamnya.
Kendati demikian, menurut dia, meski sentimen pasar saham di dalam negeri minim, kenaikan indeks BEI masih cukup terbuka.
"Investor saham yang memiliki orientasi jangka menengah masih menguntungkan, sedangkan untuk investasi dengan jangka pendek tetap diperlukan tingkat kewaspadaan," katanya.
Ia merekomendasikan beberapa saham yang dapat diperhatikan untuk transaksi selanjutnya di antaranya XL Axiata (EXCL), Astra international (ASII), Indosat (ISAT), Bank Negara Indonesia (BBNI), dan Bank Central Asia (BBCA).
Perdagangan saham hari ini tercatat mencapai frekuensi 205.854 kali dengan volume mencapai 3,49 miliar lembar saham senilai Rp3,43 triliun. Ada 137 saham yang ditutup menguat, 186 saham melemah, dan 87 harganya stabil.
Di bursa regional indeks Hang Seng Hong Kong menguat 54,68 poin (0,22 persen) ke level 25.166,91, indeks Nikkei naik 74,06 poin (0,48 persen) ke level 15.613,25 dan Straits Times menguat 4,78 poin (0,14 persen) ke posisi 3.330,28.
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2014