Istanbul (ANTARA) - Badan PBB untuk pengungsi Palestina, UNRWA, pada Jumat (29/11) mengatakan bahwa pengeboman terhadap warga sipil di Jalur Gaza dalam setahun terakhir adalah pengeboman terdahsyat sejak Perang Dunia II.
Dalam pernyataan untuk memperingati Hari Solidaritas Internasional untuk Rakyat Palestina, UNRWA menyoroti kesengsaraan yang dialami pengungsi Palestina dan menyebut kondisi di Gaza sebagai "krisis pengungsi terlama yang belum terselesaikan di dunia."
Hari Solidaritas Internasional untuk Rakyat Palestina, yang diakui PBB sejak 1977, diperingati setiap tanggal 29 November untuk menandai Resolusi 181 Majelis Umum PBB.
Resolusi yang disahkan pada 29 November 1947 itu menyerukan pembagian wilayah Palestina menjadi "negara Arab" dan "negara Yahudi".
Israel telah melancarkan perang dan genosida terhadap warga Palestina di Jalur Gaza sejak Oktober 2023 setelah kelompok perjuangan Palestina, Hamas, melakukan serangan lintas batas.
Perang Israel itu telah menewaskan lebih dari 44.300 warga Palestina, mayoritas adalah perempuan dan anak-anak, serta melukai lebih dari 104.900 orang lainnya.
Genosida Israel yang telah memasuki tahun kedua di Gaza menuai kecaman internasional yang semakin luas.
Blokade Israel terhadap pengiriman bantuan dianggap sebagai upaya sistematis untuk menghancurkan penduduk Palestina.
Pekan lalu, Mahkamah Pidana Internasional (ICC) mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap pemimpin Israel Benjamin Netanyahu dan mantan menteri pertahanannya, Yoav Gallant.
Mereka diduga telah melakukan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza.
Israel juga menghadapi gugatan genosida di Mahkamah Internasional (ICJ) atas perang yang mematikan di wilayah kantong Palestina itu.
Sumber: Anadolu
Baca juga: Erdogan ajak negara-negara Muslim satukan kekuatan hentikan Israel
Baca juga: UNRWA: Israel terus memblokir upaya pengiriman bantuan ke Gaza
Penerjemah: Primayanti
Editor: Anton Santoso
Copyright © ANTARA 2024