Berlin (ANTARA) - Inflasi Jerman diperkirakan akan naik menjadi 2,2 persen secara tahunan (year on year/yoy) pada November, naik 0,2 poin persentase dari bulan sebelumnya, demikian disampaikan Kantor Statistik Federal Jerman (Destatis) pada Kamis (29/11).
Setelah menyentuh titik terendah dalam tiga tahun terakhir di angka 1,6 persen pada September, tingkat inflasi di perekonomian terbesar di Eropa ini sedang mengalami tren kenaikan, tetapi masih berada di dekat kisaran target 2 persen yang ditetapkan oleh bank sentral Uni Eropa, European Central Bank (ECB), pada November.
Menurut data awal Destatis, kenaikan inflasi yang terus berlanjut sebagian besar didorong oleh penyusutan bertahap pada penurunan harga energi secara tahunan (year on year/yoy) selama beberapa bulan terakhir.
Inflasi inti Jerman, yang tidak termasuk energi dan makanan, mengalami tren kenaikan selama beberapa bulan terakhir, terutama karena kenaikan signifikan pada harga jasa. Inflasi diperkirakan akan mencapai 3 persen pada November.
Para ahli mengantisipasi bahwa inflasi di Jerman akan tetap naik tipis dalam waktu dekat karena efek basis energi yang persisten dan kenaikan upah.
Namun, Carsten Brzeski dari ING Research mengatakan bahwa pertumbuhan upah dapat melambat seiring pasar tenaga kerja menunjukkan tanda-tanda pendinginan (cooling), yang kemungkinan akan mengurangi tekanan inflasi pada 2025.
Brzeski memperkirakan kenaikan harga konsumen di Jerman akan tetap berada di kisaran 2 persen hingga 2,5 persen sepanjang 2025 mendatang.
Pewarta: Xinhua
Editor: Desi Purnamawati
Copyright © ANTARA 2024