Jakarta (ANTARA) -

Menteri Ekonomi Kreatif, Teuku Riefky Harsya akan “menggandeng” Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dalam pengambilan kebijakan strategis di Kementerian Ekonomi Kreatif yang berbasis penelitian.

“Tentu dalam pengambilan kebijakan kami perlu berkolaborasi dengan BRIN karena kami ingin agar berbagai kebijakan yang akan nanti diterapkan oleh kemenekraf harus berbasis penelitian, data, dan berbagai aspek. Dan tentu kawan-kawan di BRIN lebih memahami dan mempunyai pengalaman yang luar biasa sejak jaman dahulu (LIPI) hingga hari ini menjadi BRIN,” ujar Menteri Riefky dalam keterangan pers yang diterima, Jumat.

Riefky saat menghadiri simposium Praktisi dan Periset Ekonomi (Pareto) 2024 di gedung BRIN Gatot Subroto, Jakarta, Jumat, mengatakan Kementerian Ekonomi Kreatif akan terus mendukung program pemerintah, terutama terkait swasembada pangan yang erat kaitannya dengan pengembangan industri ekonomi kreatif.

Baca juga: Kemenekraf lakukan kolaborasi untuk bangkitkan perfilman nasional

Baca juga: Menekraf dan Mendagri sepakat majukan ekonomi kreatif di daerah

Hal ini karena ekonomi kreatif sendiri suatu sektor yang sangat berpeluang untuk menjadi “the new engine of growth” atau mesin baru pertumbuhan ekonomi nasional.

Sementara itu, Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Laksana Tri handoko siap bekerja sama dan mendukung kementerian Ekonomi Kreatif melalui riset dan data. Terutama terkait revisi UU 23 tahun 2014 tentang pemerintah daerah perihal perubahan ekonomi kreatif dari sub-urusan menjadi urusan pemerintah.

"Kalau kami dari BRIN, siap mendukung dan memberikan layanan kepada kementerian Ekonomi Kreatif. Terkait revisi UU 23 tahun 2014 kami akan bersama sama. Selama ini kami juga bekerja bersama Kemendagri untuk menjadi tulang punggung dan pusat inovasi di berbagai daerah. Jadi kami akan bersama sama mendukung,” ucapnya.

Turut hadir pada kesempatan itu, Wakil Kepala BRIN, Prof. Dr. Ir. Amarulla Octavian dan Kepala Organisasi Riset Tata Kelola Pemerintahan, Ekonomi, dan Kesejahteraan Masyarakat, Dr. Agus Eko Nugroho.


Baca juga: Kemenparekraf: Indonesia butuh 9 juta talenta digital tahun 2035

Baca juga: KemenEkraf-Bappenas wujudkan ekraf sebagai pencipta lapangan kerja ​​​​​​​

Pewarta: Fitra Ashari
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2024