Laju nilai tukar dolar AS masih dalam tren penguatannya
Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Senin pagi bergerak melemah sebesar 10 poin menjadi Rp11.683 dibandingkan posisi sebelumnya Rp11.673 per dolar AS.
Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra di Jakarta, Senin mengatakan bahwa dolar AS kembali bergerak menguat terhadap mata uang rupiah setelah pimpinan bank sentral AS (the Fed) Janet Yellen menilai akselerasi pemulihan pasar tenaga kerja AS bisa mepercepat kenaikan suku bunga AS (Fed rate).
"Pernyataan itu sejalan dengan rapat Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) yang menilai kondisi pasar tenaga kerja kian mendekati target. Pasar tenaga kerja merupakan salah satu fokus utama dalam membuat kebijakan moneter Amerika Serikat," katanya.
Di sisi lain, lanjut dia, daya tarik mata uang dolar AS sebagai aset safe haven akan meningkat seiring memburuknya kekhawatiran terhadap situasi di Ukraina.
Kepala Riset Trust Securities Reza Priyambada menambahkan bahwa pelaku pasar juga menilai The Fed masih akan melanjutkan kebijakan pelonggaran moneternya dengan mengurangi pembelian obligasi global.
"Di tengah membaiknya data tenaga kerja AS dan pengurangan stimulus keuangan AS, pelaku pasar cenderung melakukan transaksi mata uang dolar AS sehingga membuat mata uang tersebut mengalami kenaikan terhadap mayoritas nilai tukar global, termasuk rupiah," katanya.
"Laju nilai tukar dolar AS masih dalam tren penguatannya. Diharapkan ada sentimen positif di dalam negeri sehingga dapat menjaga ke stabilan mata uang rupiah," katanya.
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2014