Jakarta (ANTARA) - Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) akan memfasilitasi residensi sastrawan ke luar negeri mulai tahun 2025.

“Pencanangan residensi sastrawan di luar negeri akan kita mulai pada 2025. Residensi ini mempertemukan para sastrawan tanah air untuk bermitra dengan sastrawan luar negeri yang sudah punya nama juga reputasi baik dan mereka kita minta untuk menghasilkan karya sehingga nanti bisa bersama-sama dikaji oleh sastrawan terkemuka di negara tujuan,” kata Kepala Badan Bahasa E. Aminudin Aziz di Jakarta, Kamis.

Aminudin menyebutkan, karya-karya sastra tersebut akan diterbitkan dalam bahasa setempat, disebarluaskan, serta dibahas dalam bentuk-bentuk diskusi yang ada di negara tujuan residensi.

“Badan bahasa akan mendukung pembiayaan untuk residensi sastrawan di luar negeri ini, dan sosialisasi program akan dilakukan pada Desember mendatang. Kami akan melakukan pembicaraan secara mendetail sehingga program tersebut dapat mencapai tujuan yang kita ingin capai,” ujar dia.

Menurut dia, sastra bukan hanya tentang menulis karya yang wujudnya puisi atau prosa, karena bagaimanapun sastra itu adalah sebuah refleksi atau masalah peradaban bangsa.

“Kita meyakini bahwa hasil karya sastra yang bermutu tinggi akan menggambarkan keluhuran martabat bangsa itu, sedangkan sastra yang rendah adalah cerminan martabat yang rendah,” tuturnya.

Residensi sastrawan tersebut, lanjut dia, menjadi salah satu cara Badan Bahasa bekerja sama dengan para sastrawan dan komunitas untuk membawa sastra Indonesia ke kancah global.

“Saya berharap supaya para sastrawan yang aktif menulis memanfaatkan peluang ini sebaik mungkin sehingga hasilnya bisa menjadi salah satu karya yang dapat kita banggakan di kancah global,” ucapnya.

Selain residensi sastra, di tahun 2024 Badan Bahasa juga telah menyelenggarakan sebuah program bersama Pusat Prestasi Nasional (Puspresnas) berupa lomba menulis cerita pendek untuk anak-anak SD dan SMP yang jumlah pesertanya melebihi target.

“Di luar dugaan pesertanya ada 4.590 orang dari 2.943 sekolah di 353 kabupaten/kota di 37 provinsi. Anak-anak ini karyanya sudah diseleksi, dinilai, dan dikurasi oleh ahlinya dan pada 2 Desember mendatang akan ada penyerahan hadiahnya,” kata Aminudin.

Ia mengemukakan, lomba sastra anak-anak tersebut merupakan salah satu cara Badan Bahasa untuk merawat bahasa daerah, mengembangkan inovasi, dan mendorong para siswa untuk terus kreatif menulis.

“Ini merentang dari Aceh hingga Papua, yang menjadi cara kami merawat bahasa daerah dan mengembangkan bahasa Indonesia,” demikian Aminudin Aziz.

Baca juga: Bahasa Indonesia ditargetkan jadi bahasa internasional ke-7
Baca juga: Badan Bahasa: Cerpen AA Navis cocok dipelajari di jenjang SMP-SMA

Pewarta: Lintang Budiyanti Prameswari
Editor: Riza Mulyadi
Copyright © ANTARA 2024