Zurich (ANTARA News) - Seorang pria tewas, Jumat akibat ditembak di satu masjid Albania di St.Gallen, Swiss dan seorang lainnya ditahan, kata polisi Swiss.
Polisi menyita satu senjata genggam setelah mereka menelepon ke masjid itu di pinggiran kota tersebut, setelah laporan-laporan penembakan itu, kata seorang juru bicara kepolisian daerah itu.
Seorang pria Albania berusia 51 tahun mengaku menembak korban itu, kata polisi dalam satu pernyataan, Sabtu.
Korban, juga berusia 51 tahun adalah seorang warga Swiss keturunan Albania.
"Mayat korban ditemukan di ruang sholat masjid itu, kata juru bicara itu dan menambahkan terlalu cepat untuk mengatakan motif bagi pembunuhan itu,
Wakil-wakil dari masjd El-Hidaje, tempat penembaan itu terjadi, tidak segera dapat memberikan komentar. Seorang mantan imam masjid itu, Fehim Dragusha mengemukakan kepada Reuters penembakan itu ada kaitannya dengan pertengkaran lama antara dua keluarga, yang ia tahu dan tidak ada motif politik.
"itu adalah konflik pribadi antara dua keluarga, yang mungkin dapat segera diselesaikan," kata Dragusha, yang menjadi imam masjid El-Hidaje selama tiga tahun.Tidak ada notif politik sama sekali."
Sekitar 400.000 warga Muslim tinggal di Swiss sekitar lima persen dari penduduk negara itu. Kecemasan menyangkut imigrasi umumnya muncul dalam tahun-tahun belakangan ini di mana para warga asing merupakan hampir seperempat dari delapan juta jiwa penduduk Swiss.
Penduduk di daerah Ticino Swiss selatan memutuskan akan memberlakukan larangan pertama negara itu bagi pemakaian kerudung yang menutup wajah tahun lalu.
Pada tahun 2009, para pemilih mendukung larangan pembangunan menara-menara baru dan partai terbesar Swiss, Partai Rakyat Swiss (SVP),sejak lama menentang imigrasi sebagai satu dasar dari kampanye pemilunya.
Para pemilih Swiss nyaris mendukung usul-usul partai itu untuk memberlakukan kembali kuota-kuota imigrasi dengan Uni Eropa Februari menyangsikan perjanjian-perjanjian bilateral Swiss dengan Uni Eropa.
(H-RN)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2014