Setelah ditahui seberapa parah kerusakan hutan yang diakibatkan pembalakan liar, kami akan bekerja sama dengan berbagai pihak untuk kembali menanaminya,"

Batam (ANTARA News) - Badan Pengusahaan (BP) Batam menginventarisasi kerusakan hutan dari tiga kasus pembalakan yang diungkap petugas dalam 10 hari terakhir, untuk segera ditanami kembali.

"Setelah ditahui seberapa parah kerusakan hutan yang diakibatkan pembalakan liar, kami akan bekerja sama dengan berbagai pihak untuk kembali menanaminya," kata Kasubdit Humas dan Publikasi BP Batam, Ilham Eka Hartawan di Batam, Kepulauan Riau, Sabtu.

Penanaman kembali, kata dia, harus segera dilakukan untuk menjaga keseimbangan ekosistem terutama menjaga daerah resapan air untuk memastikan ketersediaan air bersih pada enam dam tetap terjaga.

"Kalau tidak segera ditanami kembali dikhawatirkann kerusakan yang terjadi mengancam ketersediaan air dam yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Batam," kata dia.

Sebelumnya pada Senin 11 Agustus 2014 diamankan sekitar 400 batang kayu yang sudah berbentuk balok dengan ukuran panjang 4 meter, tebal 20 centimeter, dan lebar 30-40 centimeter dari hutan lindung Kawasan Dam Duriangkan. Ditpam gagal mengamankan pelaku yang diperkirakan mencapai 10 orang.

Selanjutnya, pada 18 Agustus 2014 kembali ditemukan sekitar 100 balok kayu, sebuah truk, mesin pemotong, dua sepeda motor dari hutan Kawasan Bumi Perkemahan Raja Aji Kelana Teluk Lenggung, Batam. Sementara pelaku juga berhasil kabur.

Terakhir pada Rabu (20/8) petugas mengamankan sekitar 700 batang kayu di Hutan Mukakuning belakang Kawasan Industri Batamindo dan menangkap dua pelaku.

Direktur Direktorat Pengamanan (Ditpam) BP Batam, Cecep Rusmana mengatakan dua pelaku sudah diserahkan ke Polresta Barelang untuk proses hukum.

Direktur Pelayanan Terpadu Satu Pintu dan Humas BP Batam, Dwi Djoko Wiwoho mengatakan akan meningkatkan pengawasan dan patroli hutan-hutan di Batam untuk mengatasi pembalakan liar.

"Pengawasan dan pembatasan kegiatan dalam hutan akan ditingkatkan agar kondisinya tidak semakin rusak dan mengancam ketersediaan air bersih," kata dia.

(KR-LNO/A013)

Pewarta: Larno
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2014