Palu (ANTARA News) - Ketua Forum Solidaritas Perjuangan Ummat Islam Poso, KH Adnan Arzal, mendesak Kepala Kepolisian Negara RI (Kapolri), Jenderal Pol. Sutanto, menarik seluruh pasukan Brimob yang di-Bawah Kendali Operasi (BKO) Kepolisian Daerah Sulawesi Tengah (Polda Sulteng) di Poso lantaran membuat konflik memanas.
"Kapolri diberi waktu satu kali 24 jam setelah pelaksanaan Shalat Id besok untuk menarik seluruh pasukan Brimob dari Poso," kata Adnan Arzal di Poso kepada ANTARA News per telepon dari Palu (Sulteng), Senin (23/10) malam.
Ia mengatakan bahwa hasil pertemuan lebih 20 pimpinan Organisasi Massa (Ormas) Islam dan Partai Politik (Parpol) berbasis Islam di kota Poso pada Senin menyepakati untuk mendesak Kapolri segera menarik seluruh pasukan Brimob yang di-BKO ke Polda Sulteng dari Poso, karena kinerjanya dinilai menambah panasnya situasi dan kondisi sosial.
Jika permintaan tersebut ditolak, Pimpinan Pondok Pesantren Amanah Tanah Runtuh Poso tersebut menegaskan, warga Muslim Poso akan menggelar aksi besar-besaran yang melibatkan puluhan ribu massa.
"Apapun risiko yang dihadapi akan kami tempuh," katanya menegaskan.
Kapolri, menurut dia, juga diminta menarik empat perwira tinggi Markas Besar (Mabes) Polri yang mendapat tugas khusus mengoordinasikan penyelidikan kasus-kasus kekerasan di Poso dan Palu.
Petinggi Polri yang dimaksudnya adalah Wakil Kepala Bagian Reserse Kriminal (Wakabag Reskrim), Irjen Pol. Gorries Mere, Kepala Divisi Hubungan Masyarakat (Kadiv Humas), Irjen Pol Paulus Purwoko, Deputi Operasi (Deops), Irjen Pol. FX Sunarno, dan Komandan Koordinasi Brigade Mobil (Dankor Brimob), Irjen Pol SY Wenas.
"Selain itu, Pimpinan Polri dari tiggat pusat hingga daerah mesti bertanggungjawab atas tewasnya seorang warga kota Poso dalam peristiwa Minggu malam," ujarnya.
Ia pun mengemukakan, hasil kesepakatan pimpinan Ormas Islam dan Parpol berbasis Islam tersebut akan dibacakan seusai pelaksanaan Shalat Idul Fitri 1427 Hijriyah di Lapangan Sintuvu Maroso, Selasa pagi.
Situasi Poso kembali memanas sejak Minggu malam menyusul bentrok aparat keamanan dari kesatuan Brimob dengan warga Kelurahan Gebang Rejo kota Poso. Dalam peristiwa itu seorang warga bernama Syaifuddin alias Udin (22) tewas, dan seorang lainnya, Muhammad Rizki alias Kiki (29), kritis akibat terkena tembakan personel Brimob.
Bentrok kembali terjadi di antara anggota Brimob dengan ratusan warga yang mengantar jenazah Uudin ke pemakaman. Dalam insiden pada Senin (23/10) itu, dua warga terkena tembakan aparat keamanan, yakni Mislan Kadir (35) dan Galih Pamungkas (3).
(*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2006