Jakarta (ANTARA) - Olive Tree Development Centre (OTDC) Singapura menyelenggarakan konferensi "Dukungan & Identifikasi Neurodevelopment: Perspektif dari Terapis & Dokter" di Jakarta pada 29-30 November 2024.
Pendiri dan Direktur Olive Tree Development Centre, Chiu Loo Kwong, menekankan urgensi konferensi tersebut seiring dengan meningkatnya jumlah anak berkebutuhan khusus (ABK) di Indonesia yang perlu mendapatkan perhatian dengan segera.
Ia menyatakan bahwa dengan memberikan pengetahuan dan strategi yang mendalam kepada guru, orang tua, dan pengasuh, dapat menciptakan perawatan dan pengobatan jangka panjang untuk anak-anak neurodivergen yang telah teridentifikasi.
Baca juga: IDAI: Anak berkebutuhan khusus harus mendapat imunisasi
"Penelitian telah membuktikan bahwa intervensi dini memberikan manfaat besar bagi anak-anak dengan keterlambatan perkembangan karena mereka dapat memperoleh keterampilan penting dan mencapai perkembangan kognitif yang lebih baik," kata Chiu dalam siaran pers pada Kamis.
"Berdasarkan pengalaman kami bekerja sama dengan orang tua dan keluarga, kami menemukan bahwa 80 persen anak dengan autisme menunjukkan perbaikan yang signifikan melalui terapi spesialis," papar Chiu.
Sebagai contoh, kata Chiu, banyak yang mampu bersekolah dan mencapai potensi dalam keterampilan sosial, perilaku, dan komunikasi, yang semuanya berkontribusi pada peningkatan kualitas hidup.
Baca juga: Pemkot Surabaya luncurkan pengobatan khusus komplementer
Konferensi itu menghadirkan pembicara kunci Associate Professor Lourdes Mary Daniel (Head of Child Development di KK Women’s and Children’s Hospital di Singapura) dan Dr Eunice Tan (Head of Special Education di Singapore University of Social Sciences).
Adapun pembicara lainnya adalah Dr Daniel Wibowo (Chairman of Pelkesi M.Kes, FISQua CPCCP), Jeff Valderrama (senior occupational therapist), Dax Conde (senior intervention therapist), dan Lau Cheng Ling (senior educational therapist).
Sejumlah topik utama yang dibahas meliputi terapi neurodevelopmental, kemajuan dalam identifikasi dini, intervensi dini yang inovatif, serta dukungan untuk anak-anak dengan gangguan neurodevelopmental.
Baca juga: Sensitivitas orang tua berpengaruh pada keamanan ABK di tempat umum
Di sisi lain, peserta akan mendapatkan wawasan tentang strategi dan sistem dukungan yang ada, mereka juga akan memperoleh tips dan alat yang berguna untuk berbagai situasi, seperti membantu anak-anak autisme yang tidak termotivasi untuk membangun hubungan, serta menstimulasi anak-anak prasekolah dengan penguatan perilaku positif di kelas.
Konferensi itu diselenggarakan sepenuhnya dalam bahasa Inggris, dengan terjemahan terbatas dalam Bahasa Indonesia untuk beberapa topik tertentu. Tiket akses penuh ke konferensi dijual Rp550 ribu, sementara kelompok yang terdiri atas enam orang akan mendapatkan promo grup khusus dengan harga Rp2,75 juta.
"Kami berharap konferensi ini dapat menjadi platform bagi kita semua untuk bersatu, mengangkat, dan melayani lebih banyak kebutuhan neurodevelopmental," kata dia.
"Mari kita meraih dan mendukung komunitas Neurodivergen yang terpinggirkan. Kita bersama dalam misi ini untuk membuat penelitian progresif, memajukan pengobatan, dan meningkatkan hasil bagi pasien pediatrik kita," ajak Chiu.
Baca juga: Satuan pendidikan perhatikan kebutuhan siswa dengan kondisi khusus
Baca juga: Perhatikan kemampuan sebelum masukkan anak ke sekolah inklusif
Pewarta: Alviansyah Pasaribu
Editor: Siti Zulaikha
Copyright © ANTARA 2024