Penerbangan masih lancar karena Hang Nadim memiliki landasan pacu sangat panjang, sehingga sangat memudahkan pendaratan dan penerbangan pesawat,"

Batam (ANTARA News) - Otoritas Bandara Internasional Hang Nadim Batam, Kepri, menyatakan cuaca buruk dengan jarak pandang 1.000 meter yang terjadi sejak Sabtu siang belum mengganggu penerbangan.

"Penerbangan masih lancar karena Hang Nadim memiliki landasan pacu sangat panjang, sehingga sangat memudahkan pendaratan dan penerbangan pesawat," kata Kepala Bagian Umum Bandara Internasional Hang Nadim Batam Suwarso di Batam, Sabtu sore.

Bandara Internasional Hang Nadim Batam memiliki landasan pacu 4,025 kilometer, jauh di atas rata-rata bandara di Indonesia yang hanya berkisar 2.000--3.000 meter.

"Kami terus memantau perkembangan cuaca. Meski hingga saat ini masih hujan, namun semua tetap lancar," kata dia.

Bandara yang dibangun sebagai salah satu penunjang status kawasan perdagangan dan pelabuhan bebas tersebut setiap hari melayani sekitar 120 kali penerbangan baik domestik maupun internasional.

Badan Meteorologi Klimatologi Geofisika Stasiun Meteorologi Hang Nadim, Sabtu siang, memperingatkan perusahaan penerbangan agar hati-hati karena jarak pandang menurun tajam hingga hanya 1.000 meter akibat hujan yang terus mengguyur sehingga bisa membahayakan penerbangan.

"Landasan pacu cenderung licin, sementara jarak pandang terbatas. Pilot harus hati-hati saat hendak mendarat atau lepas landas," kata prakirawan BMKG Batam, Aditya.

Cuaca buruk yang kini melanda Batam berdasarkan perkiraan BMKG diakibatkan pergerakan massa udara dari wilayah BBS menuju daerah pusat tekanan rendah di perairan Filipina.

Hal tersebut menyebabkan adanya daerah belokan angin "shearline" di wilayah Kepulauan Riau, yang berpotensi dalam menumbuhkan awan-awan.

Nilai kandungan kelembaban udara lapisan atas yang tinggi mendukung dalam ketersediaan uap air untuk proses pertumbuhan awan-awan di wilayah Kepulauan Riau.

Hujan, kata dia, akan mengguyur hampir seluruh wilayah Batam termasuk beberapa daerah lain di Provinsi Kepulauan Riau.

(KR-LNO/C003)

Pewarta: Larno
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2014