Jakarta (ANTARA) - Direktur Pendanaan Riset dan Inovasi BRIN, Ajeng Arum Sari mendorong para peneliti yang berbasis di luar pulau Jawa untuk membangun dan memperluas kolaborasi dalam penelitian akademis melalui skema pendanaan yang disediakan oleh badan riset tersebut.

Hal ini mengingat sebaran penerima pendanaan riset dari BRIN masih terpusat di pulau Jawa dengan total sekitar 1.300 penerima. Sementara jumlah penerima pendanaan riset di pulau-pulau lain masih sedikit, seperti Maluku sebanyak 9 penerima, Nusa Tenggara Timur (NTT) sebanyak 4 penerima, dan Papua sebanyak 2 penerima.

Baca juga: BRIN usul penambahan dana abadi penelitian sebesar Rp5 triliun

“Kata kuncinya networking, kolaborasi. Jadi, dengan networking, kolaborasi itu akan bisa maju bersama antara periset Jawa dan di luar pulau Jawa,” kata Ajeng dalam diseminasi hasil riset Women in STEM yang diikuti secara daring di Jakarta, Kamis.

Selain melaksanakan riset, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) juga berperan sebagai funding agency yang memfasilitasi pendanaan riset bagi para peneliti melalui berbagai skema. Pendanaan tidak hanya ditujukan bagi peneliti internal BRIN, juga peneliti yang berasal dari berbagai kampus di seluruh Indonesia.

Ajeng menyampaikan sebaran penerima pendanaan riset yang belum merata memang menjadi tantangan tersendiri bagi BRIN. Sebab, dalam penyaluran pendanaan, BRIN tidak berbasiskan pada daerah asal peneliti, melainkan berdasarkan kompetisi dan rekam jejak peneliti.

Oleh sebab itu, pihaknya mendorong lebih banyak keterlibatan peneliti luar Jawa untuk dapat memperoleh pendanaan riset dari BRIN, sehingga mampu mengimbangi penerima pendanaan riset yang selama ini didominasi dari pulau Jawa.

Baca juga: BRIN gaet UB dalam penguatan riset dan inovasi bidang biometrik

Baca juga: BRIN utamakan sumber daya genetik lokal dalam riset budi daya tanaman

Meski sama-sama berasal dari BRIN, Ajeng menambahkan bahwa pihaknya tidak berarti mendahulukan atau memprioritaskan peneliti dari internal di dalam penyaluran pendanaan riset.

Ia menyebutkan justru penerima pendanaan riset dari peneliti di luar BRIN lebih banyak, yakni sebanyak 1.337 penerima pada 2022-2023. Sedangkan penerima pendanaan untuk peneliti BRIN pada tahun yang sama sebanyak 1.052 penerima.

“Infrastruktur kami juga bisa diakses secara terbuka, tidak hanya oleh periset BRIN. Mungkin infrastruktur di kampus ada yang belum lengkap. Kami sudah lengkap, alat-alat canggih itu kami punya, dan silakan dimanfaatkan oleh periset yang ada di kampus,” kata Ajeng.

Pewarta: Rizka Khaerunnisa
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2024