Bogor, Jawa Barat (ANTARA News) - Menteri Riset dan Teknologi Gusti Muhammad Hatta mengatakan, ilmuwan ASEAN perlu mengubah paradigma di era Rantai Nilai Global (Global Value Chain/GVC) yang semakin berkembang agar tidak sekedar menjadi target pasar.
Gusti Muhammad Hatta pada Komite Ilmu Pengetahuan dan Teknologi ASEAN di Bogor, Jawa Barat, Sabtu, mengatakan, Perhimpunan Bangsa- Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) secara keseluruhan dianggap sebagai sebuah pasar raksasa yang terus berkembang bagi beberapa negara maju.
Para ilmuwan ASEAN masa depan harus merubah paradigma, untuk tidak hanya menjadi target pasar dari negara maju, tetapi lebih untuk mau membuka diri membuat aktivitas "joint venture" yang didasari saling menguntungkan di setiap negara ASEAN, kata Menteri Riset dan Teknologi (Menristek).
Ia mengatakan, jika memungkinkan industri-industri harus dibangun di ASEAN hingga periode tertentu, sehingga ada proses transfer pengetahuan dan transfer teknologi dari negara maju untuk negara-negara ASEAN.
Ia mengatakan generasi muda ASEAN dapat belajar mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi melalui proses tersebut, dan menginspirasi generasi muda menjadi pengusaha tekno di masa depan.
Tidak diragukan, bahwa telah ada perubahan dalam paradigma di era rantai nilai global sekarang ini. Perdagangan barang-barang setengah jadi telah menggantikan perdagangan biasa dan jasa, karena GVC semakin berkembang.
Negara-negara target, seperti di Asia, yakni negara-negara ASEAN, Tiongkok, dan Amerika Latin seperti Brasil semakin mengembangkan Iptek dan inovasi mereka, yang berpengaruh terhadap produksi teknologi komunikasi dan informasi, transportasi, infrastruktur, dan efektivitas logistik.
Upaya tersebut, lanjutnya, bertujuan agar produk jadi semakin banyak diproduksi di beberapa negara, yang pada akhirnya ini akan berkontribusi meningkatkan GVC.
Meski demikian, ia menegaskan strategi partisipasi dalam lingkungan GVC, untuk perusahaan multinasional dan tuan rumah di ASEAN membutuhkan dialog proaktif, untuk menghasilkan kebijakan yang benar dan kondusif.
Ia berharap kondisi di atas dapat dipertimbangkan pejabat tinggi Komite Iptek ASEAN dalam memformulasi Rencana Aksi Iptek dan Inovasi baru di 2015--2020, mengingat Komite Iptek ASEAN akan dihadapkan dengan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) di akhir 2015.
14 17:34:53
Pewarta: Virna P Setyorini
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2014