ditopang ekspansi 21 subsektor dengan kontribusi terhadap PDB industri manufaktur nonmigas triwulan II 2024 sebesar 99,3 persen

Jakarta (ANTARA) - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menyatakan kenaikan Indeks Kepercayaan Industri (IKI) pada bulan November 2024 ke angka 52,95 merupakan respons positif dunia industri dalam menyambut program yang dijalankan oleh Presiden dan Wakil Presiden Indonesia Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.

Juru Bicara Kemenperin Febri Hendri Antoni Arif di Jakarta, Kamis, menyatakan contoh program yang direspons positif oleh sektor industri yakni hilirisasi, serta makan bergizi gratis (MBG).

Dirinya menjelaskan IKI bulan November meningkat 0,20 poin secara bulanan (month to month) atau meningkat 0,52 poin secara tahunan (year on year), dengan ditopang ekspansi 21 subsektor yang memberikan kontribusi hingga 99 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).

"Meningkatnya IKI bulan November ini ditopang oleh ekspansi 21 subsektor dengan kontribusi terhadap PDB industri manufaktur nonmigas triwulan II 2024 sebesar 99,3 persen,” kata Febri.

Lebih lanjut, ia mengatakan untuk sektor penyumbang ekspansi tertinggi yakni subsektor industri peralatan listrik, industri minuman, industri pencetakan, serta media reproduksi.

Baca juga: IKI Oktober naik, Kemenperin sebut didorong pelantikan Prabowo-Gibran

Baca juga: Kemenperin catat IKI RI naik ke level 52,48 per September 2024

Menurut Febri, penyelesaian proyek PLN di akhir tahun, dan peningkatan pengadaan peralatan pengisi daya baterai untuk Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) bagi kendaraan listrik turut mendorong peningkatan kinerja industri peralatan listrik.

Sementara, peningkatan kinerja industri minuman, pencetakan, dan media reproduksi ditopang oleh penyelenggaraan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada), serta persiapan natal dan tahun baru.

“Dapat dikatakan bahwa IKI pada November 2024 meningkat karena peningkatan permintaan domestik yang cukup tinggi, karena didukung adanya program pemerintah,” ujar Jubir Kemenperin.

Lebih lanjut, Febri menyampaikan Tim Analis IKI telah mencoba menganalisis lebih dalam berdasarkan orientasi pasar dari industri manufaktur.

Secara garis besar, dapat digambarkan bahwa IKI dari industri yang berorientasi pasar domestik memiliki nilai yang lebih baik dibandingkan dengan nilai IKI dari industri berorientasi ekspor. IKI untuk perusahaan yang berorientasi ekspor sebesar 52,39, sedangkan IKI berorientasi domestik sebesar 53,33.

Baca juga: Kemenperin: IKI Juli 52,40 poin, tiga sektor mengalami penurunan

Baca juga: Kemenperin: IKI Juni tetap ekspansif, hanya tekstil yang melemah

Pewarta: Ahmad Muzdaffar Fauzan
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2024