Palu (ANTARA News) - Situasi Kota Poso kembali memanas setelah aparat keamanan dari kesatuan Brigade Mobil (Brimob) kembali terlibat bentrok dengan warga Kelurahan Gebang Rejo kota Poso, Sulawesi Tengah (Sulteng), Senin siang, dan mengakibatkan dua warga terkena peluru panas petugas.Dua warga yang mengalami luka tembak itu bernama Tugiharjo (35) yang menderita luka tembak pada siku kanan, dan Jalih Pamungkas (3) terluka di bahagian dada, sehingga kedua korban telah dievakuasi ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Poso guna mendapat pertolongan medis.Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Kepolisian Daerah (Kabid Humas Polda) Sulteng, AKBP M. Kilat, membenarkan insiden tersebut, dan mengatakan bahwa anggota Brimob yang bertugas di pos pengamanan hanya membela diri saat warga mulai anarkis melakukan pelemparan. "Situasi saat ini sudah terkendali," ujarnya. Ihwal ketegangan tersebut berawal ketika sekitar 300 warga mengantar jenazah Syaifuddin alias Udin (22), korban penembakan aparat keamanan pada Minggu (22/10)malam, dari rumah duka di Kompleks Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Poso di Jalan Pulau Irian menuju Taman Pemakaman Umum (TPU) Islam Gebang Rejo di Jalan Pulau Tarakan. Saat rombongan pengantar jenazah melintas di Jalan Pulau Serang, mereka meneriaki anggota Brimob yang sedang bertugas di pos keamanan, dan beberapa di antara warga melempari petugas.Anggota Brimob lantas membuang tembakan peringatan ke udara, namun tidak digubris massa, sehingga pasukkan elit Polri itu mengambil tindakan keras guna mengendalikan massa.Akibat tindakan itu, Tugiharjo yang berada di antara rombongan pengantar jenazah tertembak di siku bagian kanan, sementara korban Jalih Pemungkas terkena serpihan pantulan peluru nyasar yang mengakibatkan luka robek di bagian dada.Bocah Jali Pamungkas saat itu sedang bermain di rumahnya di bilangan Jalan Pulau Irian, di tengah ketegangan warga dengan aparat keamanan terjadi.Sekalipun sempat terjadi bentrok, proses pemakaman jenazah Udin tetap dilangsungkan di TPU Gebang Rejo. (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2006