Saya tidak paham ISIS, saya baru mengerti dari media bahwa ada organisasi itu
Jakarta (ANTARA News) - Seorang mantan teroris berinisial SA mengatakan tidak memahami isu Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) yang sedang berkembang di Tanah Air.
"Saya tidak paham ISIS, saya baru mengerti dari media bahwa ada organisasi itu," demikian mantan pelaku teror bom Atrium 2001 di Jakarta, Jumat.
SA yang merupakan alumni Pesantren Ngruki mengatakan beberapa alumni lembaga pendidikan tersebut tidak bisa menanggapi kemunculan ISIS di Indonesia.
SA menjelaskan kendati alumni pesantren Ngruki mendukung penegakan syariat Islam di Indonesia, namun dirinya tidak mendukung separatisme dan aksi kekerasan.
"Kami tidak lagi mendukung kekerasan, dan menentang pemberondongan di penjara yang dilakukan anggota ISIS. Islam tidak mengajarkan itu," kata SA.
Dia menilai kasus ISIS malah memberi dampak buruk kepada umat muslim di Irak dan Indonesia.
Sementara itu, Hizbut Tahrir Indonesia Daerah Provinsi Bengkulu juga menilai konsep "khilafah" dari organisasi tersebut sesat karena tidak sesuai dengan ketentuan agama.
"ISIS tidak merealisasikan keamanan dan rasa aman di dalam negeri, tidak pula di luar negeri. Orang yang dibaiat sebagai khalifah saja tidak muncul secara terbuka, tetapi dia sembunyi, ini menyalahi apa yang dilakukan oleh Rasulullah," kata Ketua DPD I Hizbut Tahrir Bengkulu, Septi Widyono.
Beberapa waktu lalu, Indonesia dikejutkan dengan video yang diunggah di media sosial YouTube.
Dalam video itu terlihat beberapa orang Indonesia yang menyatakan dukungan terhadap perjuangan ISIS di Timur Tengah.
Polisi telah mengatakan bahwa sebagian orang yang ada dalam video tersebut terkait tindak pidana terorisme.
(B019)
Pewarta: Bayu Prasetyo
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2014