Yogyakarta (ANTARA News) - Mantan Ketua MPR, Prof DR KH Amien Rais, mengharapkan pemerintah Indonesia seharusnya dapat membangun bangsa ini dengan didasarkan pada kejujuran untuk bangkit dari berbagai permasalahan yang saat ini menghinggapi hampir seluruh sendi masyarakat. Harapan itu disampaikan Amien Rais dalam khotbahnya usai menjadi imam Shalat Idul Fitri 1427 Hijriah di lapangan Trirenggo, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, (DIY), Senin. "Pemerintah Indonesia hendaknya menjadikan kejujuran sebagai landasan utama pembangunan nasional sebagaimana dikehendaki Qur'an dan Sunnah," katanya. Menurut dia, ada trilogi yang dianjurkan dapat dilaksanakan pemerintah, yakni jangan pernah mengidap arogansi atau kesombongan, tetapi sebaliknya bersikap tawadhu dan selalu memohon pertolongan Allah SWT. Kemudian, katanya, bersikap jujur dan jangan suka membuat berbagai janji sekiranya tidak dapat ditepati, serta harus memegang teguh amanah dari rakyat dan jangan sampai mencederai amanah tersebut. "Sabda Nabi Muhammad SAW menyebutkan tanda orang munafik ada tiga, yakni bila berkata selalu bohong, bila berjanji ingkar dan bila diberi amanat berkhianat. Semoga semua baik itu masyarakiat ataupun pemerintah tidak terjerembab dalam apa yang diingatkan nabi," katanya. Ia juga mengharapkan, agar di hati rakyat dan pemerintah ditumbuhkan optimisme dan ditanamkan khusnudzdzan kepada Allah bahwa bila bersungguh-sungguh berjuang di jalan-Nya pasti Allah akan membimbing karena Allah akan bersama dengan orang yang berbuat kebajikan. Ia mengatakan, bangsa Indonesia telah lebih dari 61 tahun menikmati kemerdekaan, namun keadaan dan kehidupan rakyat ternyata masih jauh dari yang diharapkan karena kemiskinan justru semakin meluas, pengangguran meningkat, lingkungan hidup makin rusak penegakan hukum terasa tebang pilih dan korupsi tetap merajalela bahkan akhlak bangsa mengalami degradasi atau dekadensi. "Bencana alam dan bencana kemanusiaan yang dihadapi bangsa ini sesungguhnya akibat ulah kita sendiri, termasuk para pemimpin yang tidak pandai memikul amanat. Allah tidak akan mencabut nikmat itu, tetapi manusia sendiri yang mencabut nikmat yang telah diberikan," katanya. Ia menambahkan, pada hari raya Idul Fitri kaum muslim seluruh dunia pada umumnya memperingatinya dengan keadaan bangga dan gembira, namun ada sebagian kaum muslim yang justru dalam keadaan prihatin seperti di Irak, Palestina, Libanon, Kashmir, dan Afganistan yang menghadapi tekanan dari kekuatan yang bengis terhadap kaum muslim. "Sedangkan, untuk Indonesia meskipun tidak mengalami yang separah itu, namun sebagian diantaranya masih mengalami kehidupan yang sangat sulit terombang-ambing dan penuh ketidakpastian," katanya. Masyarakat di Bantul dan Klaten serta daerah sekitarnya masih menderita akibat bencana gempa bumi lalu, begitu juga dengan masyarakat di Porong, Sidoarjo yang menjadi korban banjir lumpur panas Lapindo Brantas. "Dalam keadaan kemelut dan carut-marut kehidupan nasional dan belum muncul harapan yang memberikan optimisme, maka yang harus tetap diingat adalah ajaran Allah dan segera kembali taat kepada Allah," demikian Amien Rais. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2006