Banjir mulai dini hari tadi, sekitar pukul 03.00 WIB, sehingga kami tidak cukup waktu untuk merelokasi TPS.

Sampit (ANTARA) - Salah satu tempat pemungutan suara (TPS) di Kota Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Kalimantan Tengah, terendam banjir meski begitu pemungutan suara tetap berjalan dengan lancar.

"Banjir mulai dini hari tadi, sekitar pukul 03.00 WIB, sehingga kami tidak cukup waktu untuk merelokasi TPS. Akan tetapi, pemungutan suara tetap berjalan aman dan lancar tanpa kendala yang berarti," kata Ketua KPPS TPS 18 Sigit Sugito di Sampit, Rabu.

TPS yang terendam banjir itu tepatnya berada di Jalan Walter Condrat utara atau warga setempat menyebutnya Jalan Padat Karya 1, Kelurahan Baamang Hulu, Kecamatan Baamang. Terdapat 364 nama yang masuk daftar pemilih tetap (DPT) di TPS 18.

Malam sebelum pemungutan suara wilayah tersebut, kata dia, diguyur hujan dengan intensitas cukup tinggi, ditambah lagi adanya air pasang dari sungai sekitarnya sehingga air tidak segera surut dan menyebabkan genangan dengan kedalaman 10—15 sentimeter dari permukaan tanah.

Sigit tidak menduga akan terjadi banjir sebab 2 hari sebelumnya wilayah itu juga diguyur hujan intensitas cukup tinggi namun tidak banjir. Banjir yang terjadi tepat pada hari pemungutan suara tidak memberikan cukup waktu untuk merelokasi TPS.

"Memang ada imbauan dari KPU maupun Bawaslu untuk relokasi TPS kalau terjadi banjir. Akan tetapi, waktunya tidak cukup. Untuk bongkar pasang tenda saja, butuh waktu 1 jam sampai 2 jam,” katanya.

Walaupun tidak direlokasi sepenuhnya, petugas KPPS setempat memindahkan bilik suara ke lokasi yang lebih aman untuk menghindari kerusakan pada surat suara saat warga melakukan pencoblosan.

Untuk kotak suara dan perlengkapan TPS lainnya seperti kotak suara, tetap berada di posisi semula agar bisa dipantau oleh pengawas maupun masyarakat.

Baca juga: KPU Pekalongan relokasi dua TPS karena terdampak banjir
Baca juga: BPBD-KPU Jakbar bakal jemput pemilih yang rumahnya terendam banjir

Sebenarnya, menurut Sigit, KPPS setempat sudah berupaya mengantisipasi dampak hujan dengan memindahkan lokasi TPS yang biasa digunakan ke lokasi yang sekarang.

Lokasi TPS yang biasa, menurut dia, pada saat hujan dampak tempias atau percikan airnya relatif cukup besar dan berpotensi membasahi surat suara dan perlengkapan di TPS.

"Kalau lokasi TPS yang lama, memang tidak banjir. Akan tetapi, kalau tiba-tiba hujan, bisa basah semua. Makanya, kami mencoba mencari tempat yang aman yang penting dari pengawas, saksi, dan masyarakat bisa melihat secara langsung dan tidak ada yang bermain," ujarnya.

Terlepas dari kondisi banjir, pemungutan suara dimulai tepat waktu dan seluruh prosesnya berjalan lancar.

Dengan kondisi ini, Sigit berharap wilayah tempat tinggalnya bisa mendapat perhatian lebih dari pemerintah daerah ke depannya terkait dengan upaya penanganan banjir.

"Di sini lebih dari 20 tahun belum ada perhatian untuk lingkungan secara maksimal," pungkasnya.

Salah seorang warga bernama Isman yang menggunakan hak pilihnya di TPS 18 menyatakan tidak terlalu merasa terganggu dengan banjir yang terjadi.

Isman bersama ratusan warga lainnya tetap datang ke TPS untuk memilih pasangan calon kepala daerah dan wakil kepala daerah.

"Kalau memang sudah situasinya banjir, ya mau bagaimana lagi? Kalau saya pribadi, tidak terlalu mempermasalahkan. Yang penting lebih hati-hati ketika membawa surat suara agar tidak jatuh ke air," kata Isman.

Pewarta: Muhammad Arif Hidayat/Devita Maulina
Editor: D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2024