New York (ANTARA News) - Harga minyak dunia terdorong lebih tinggi pada Kamis (Jumat pagi WIB), setelah sejumlah data ekonomi menguat di Amerika Serikat, konsumen minyak mentah utama dunia, mengangkat harapan permintaan.
Patokan AS, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Oktober, naik 51 sen menjadi ditutup pada 93,96 dolar AS per barel, lapor AFP.
Kontrak berjangka utama Eropa, minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Oktober, menetap di 102,63 dolar AS per barel, naik 35 sen di perdagangan London.
Serangkaian indikator ekonomi AS yang lebih baik dari perkiraan memicu "banyak optimisme" tentang ekonomi dan harapan untuk "permintaan ke depan yang sedikit lebih kuat," kata Carl Larry dari Oil Outlooks and Opinions.
Klaim awal untuk asuransi tunjangan pengangguran turun di bawah 300.000, penjualan "existing homes" (rumah yang sebelumnya telah dimiliki atau rumah yang sudah dibangun sebelumnya selama satu bulan) meningkat pada laju tercepat dalam hampir setahun dan indeks indikator ekonomi terkemuka dari Conference Board meningkat tajam.
"Pada sore hari, harga minyak naik setiap kali ekonomi semakin lebih baik," kata Larry.
Angka-angka ekonomi AS yang solid mengikuti laporan persediaan minyak AS yang "bullish" pada Rabu, menunjukkan penurunan besar mengejutkan dalam stok minyak mentah selama pekan lalu yang juga menunjukkan permintaan lebih baik.
Tanda-tanda positif di AS membantu mengimbangi data yang lemah dari Tiongkok dan zona euro.
Data HSBC menunjukkan pertumbuhan manufaktur Tiongkok melambat pada Agustus, menunjukkan pemulihan di ekonomi terbesar kedua di dunia itu belum berkelanjutan.
Untuk zona euro, indeks pembelian manajer Markit datang di bawah harapan dan menunjuk ke pertumbuhan ekonomi lemah di 18 negara blok mata uang tersebut.
Para pedagang, sementara itu, terus mengikuti ketegangan geopolitik di produsen minyak mentah Libya dan Irak, serta Ukraina, saluran utama untuk ekspor gas Rusia ke Eropa, kata para analis.
"Ketakutan pasokan yang berasal dari konflik di Irak dan Ukraina telah berkurang baru-baru ini," kata Dorian Lucas, seorang analis di konsultan energi Inenco.
"Kekhawatiran pasokan juga telah dipadamkan oleh peningkatan volume ekspor dari Libya. Ekspor telah dimulai kembali dari pelabuhan terbesar Libya setelah berakhirnya blokade sepanjang tahun."
Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2014