Implementasi teknologi ini juga telah menarik minat para petani muda untuk terjun dan berkontribusi dalam dunia pertanian
Jakarta (ANTARA) - Program Tawangargo Smart-Eco Farming Village (Tameng) mengubah Desa Tawangargo, Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang, Jawa Timur, menjadi pusat hortikultura modern dan ramah lingkungan.
Direktur Utama Petrokimia Gresik Dwi Satriyo Annurogo dalam keterangannya di Jakarta, Rabu, menyatakan melalui program inovatif tersebut mampu menjadikan Desa Tawangargo sebagai sentra penghasil tanaman hortikultura, sekaligus model masa depan pertanian berkelanjutan di Indonesia.
Program Tameng, lanjutnya, awalnya merupakan solusi peningkatan produktivitas hortikultura dengan pendekatan climate smart agriculture.
"Keberhasilan tahap awal ini terus memotivasi kami untuk mendorong lahirnya inovasi-inovasi baru di program Tameng. Kami bersama petani binaan berkomitmen menjadikan Tawangargo sebagai sentra hortikultura modern dan ramah lingkungan," ujarnya.
Ia menjelaskan beberapa inovasi ramah lingkungan terbaru yang dijalankan di program Tameng antara lain penggunaan solar cell dengan kapasitas 1.000 Watt peak (Wp), dengan menggunakan enam panel surya dan empat baterai yang mampu menghidupkan berbagai alat dan mesin pertanian (alsintan).
Dalam kegiatan program ini, lanjutnya, perusahaan mendorong penggunaan energi terbarukan dengan mengganti sumber energi listrik dengan sumber energi yang berasal dari matahari untuk kegiatan pertaniannya dalam mengoperasikan sejumlah alat, diantaranya pompa air, water drip, sprinkle dan lainnya.
Selain itu, melalui program ini juga dilengkapi dengan rumah pengolahan limbah pertanian yang mampu memproduksi pupuk organik cair dan agensia hayati sehingga dapat dimanfaatkan untuk budidaya pertanian.
Hasil pertanian yang diproduksi, tambahnya, mampu dikelola menjadi produk hilir, yaitu mi sayur. Mi yang dapat dimasak menjadi berbagai menu masakan dibuat dari bahan baku sayuran yang dibudidayakan dalam Tameng.
"Saya juga sangat mengapresiasi pemanfaatan paving berbahan baku fly ash dan bottom ash (FABA) yang diambil dari pabrik Petrokimia Gresik. Inovasi ini mampu memanfaatkan sisa produksi menjadi produk bernilai tambah," ujarnya.
Sementara pada pembinaan Tameng, perusahaan juga mengimplementasikan Smart Precision Farming sebagai salah satu upaya adaptasi dan mitigasi perubahan iklim.
Petrokimia Gresik mendorong regenerasi petani dengan membuat iklim tani yang lebih modern. Selain itu, membangun kemitraan dengan berbagai pemangku kepentingan untuk memberikan edukasi yang dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan para petani.
Perusahaan juga membimbing petani untuk mampu mengadopsi berbagai teknologi terkini seperti internet of things (IoT), sistem drip dan alat uji tanah yang telah terbukti mampu mendukung peningkatan produktivitas pertanian dan mempermudah pekerjaan para petani.
"Implementasi teknologi ini juga telah menarik minat para petani muda untuk terjun dan berkontribusi dalam dunia pertanian," ujar Dwi Satriyo.
Melalui program ini, lanjutnya, mampu menciptakan kemandirian ekonomi bagi petani, serta memberikan dampak baik yang berkelanjutan.
Baca juga: Petrokimia Gresik pertahankan gelar juara Livoli Divisi Utama
Baca juga: Petrokimia Gresik bersiap produksi amonia hijau untuk dukung NZE
Baca juga: Petrokimia dukung pipanisasi lahan Bawean lewat bantuan pupuk
Pewarta: Subagyo
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2024