Washington (ANTARA) - Presiden Amerika Serikat Joe Biden pada Selasa mengatakan bahwa kesepakatan gencatan senjata 60 hari, yang "dirancang untuk" permanen, antara Israel dan Hizbullah di Lebanon akan mulai berlaku pada Rabu (27/11) pukul 04.00 pagi waktu setempat.
"Berdasarkan kesepakatan yang dicapai hari ini, efektif mulai besok pada pukul 04.00 waktu setempat, pertempuran di perbatasan Lebanon-Israel akan berakhir," kata Biden dalam sambutannya yang disampaikan dari Rose Garden di Gedung Putih.
"Kesepakatan ini dirancang untuk menjadi penghenti perseteruan secara permanen. Apa yang tersisa dari Hizbullah dan organisasi lainnya tidak akan dibiarkan," ujarnya.
"Dalam 60 hari ke depan, Israel secara bertahap akan menarik mundur sisa pasukannya, dan warga sipil dari kedua belah pihak akan dapat segera kembali ke komunitas mereka dengan aman dan mulai membangun kembali rumah mereka," kata Biden.
Biden menambahkan bahwa Israel "tetap memiliki hak untuk membela diri" jika "Hizbullah atau siapa pun" melanggar kesepakatan yang baru saja diumumkan tersebut, yang telah disetujui oleh kabinet Israel pada hari yang sama.
Dalam sebuah pernyataan bersama AS-Prancis yang mengumumkan kesepakatan gencatan senjata itu, kedua negara mengatakan bahwa "pengumuman ini akan menciptakan kondisi untuk memulihkan ketenangan yang berkelanjutan dan memungkinkan penduduk di kedua negara dapat kembali dengan selamat ke rumah mereka di kedua sisi Garis Biru."
Garis Biru merupakan sebuah garis demarkasi yang dibuat oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada 7 Juni 2000, yang bertujuan untuk memisahkan tentara Israel dan Lebanon.
Biden dalam pernyataannya menyampaikan bahwa kesepakatan tersebut "mendukung kedaulatan Lebanon, dan dengan demikian menandai awal baru bagi Lebanon." Dia mengatakan tidak ada pasukan AS yang akan dikerahkan ke Lebanon selatan.
Di akhir pidatonya, Biden juga menyinggung situasi di Gaza. "Seperti halnya rakyat Lebanon yang berhak mendapatkan masa depan yang aman dan sejahtera, begitu pula dengan rakyat Gaza. Mereka juga berhak atas diakhirinya pertempuran dan pengungsian," katanya.
Biden mengatakan kesepakatan gencatan senjata Israel-Hizbullah "membawa kita lebih dekat dalam mewujudkan agenda afirmatif" yang telah diupayakannya untuk kawasan Timur Tengah selama masa kepresidenannya.
Agenda tersebut memenuhi aspirasi sah rakyat Palestina untuk mendirikan negara mereka sendiri, melindungi Israel dari ancaman teror, serta mencapai normalisasi penuh hubungan antara Arab Saudi dan Israel.
"Saya yakin agenda ini masih mungkin terwujud, dan di sisa masa jabatan saya, saya akan bekerja tanpa lelah untuk memajukan visi ini demi kawasan yang terintegrasi, aman, dan sejahtera," kata Biden.
Militer Israel secara signifikan meningkatkan serangannya di Beirut beberapa jam sebelum pemerintah di Tel Aviv menyetujui kesepakatan gencatan senjata tersebut, menewaskan sedikitnya 25 orang pada Selasa, menurut perhitungan yang dilakukan oleh CNN berdasarkan data kementerian kesehatan.
Pewarta: Xinhua
Editor: Yuni Arisandy Sinaga
Copyright © ANTARA 2024